REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Hampir setahun setelah Manchester United (MU) diumumkan akan dijual, klub sepak bola Inggris itu masih bisa tetap berada di tangan pemilik lama, yakni keluarga Glazer. Kondisi ini membuat para pendukung fanatik Setan Merah kecewa.
Berita akhir pekan lalu yang menyebutkan bankir Qatar Sheikh Jassim bin Hamad Al Thani menarik diri dari proses penawaran tampaknya membuat pintu terbuka untuk miliarder Inggris Jim Ratcliffe. Namun, pemilik perusahaan petrokimia raksasa Ineos, dilaporkan hanya ingin membeli 25 persen saham minoritas di MU, yang akan membuat keluarga Glazer tetap menjadi pemegang saham mayoritas.
"Seseorang yang masuk sebagai mitra minoritas dan menopang keluarga Glazer tanpa batas waktu adalah skenario mimpi buruk," kata juru bicara Manchester United Supporters Trust, Chris Rumfitt, kepada Associated Press.
"Apa yang dibutuhkan klub adalah perubahan nyata dan membutuhkan investasi nyata dan kami sulit untuk percaya bahwa hal itu bisa terjadi sementara Glazers memiliki mayoritas saham secara permanen. Dua puluh lima persen untuk Ratcliffe bisa jadi tidak masalah, tetapi hanya jika itu adalah awal dari jalan yang jelas menuju 51 persen."
Keluarga Glazer, asal AMerika yang juga memiliki tim NFL Tampa Bay Buccaneers, mengumumkan rencana pada bulan November lalu untuk mencari investasi baru. Mereka menginstruksikan bank dagang AS, Raine, untuk mengawasi proses tersebut, yang mencakup potensi penjualan penuh.
Raine sebelumnya berpengalaman menjual Chelsea kepada Todd Boehly dan Clearlake Capital senilai 2,5 miliar poundsterling atau sekira Rp 48 triliun ditambah dengan komitmen investasi lebih lanjut senilai 1,75 miliar poundsterling atau sekira Rp 33 triliun.
Sementara keluarga Glazer siap untuk mempertimbangkan tawaran untuk pembelian langsung, MU mengatakan pada saat itu mereka berencana untuk "mengeksplorasi alternatif strategis," yang selalu mencakup kemungkinan untuk melakukan investasi baru tanpa menyerahkan kendali kepemilikan.
Mendiang taipan Malcolm Glazer membeli United pada tahun 2005 dengan harga 790 juta poundsterling atau sekira Rp 15 triliun. Para pendukung MU telah mengkritik sifat leverage dari pembelian Glazer yang membebani klub dengan utang, serta kurangnya investasi dan dividen yang diambil oleh para pemilik.
Tim masih merasakan serangkaian kesuksesan di lapangan. Di bawah kepemimpinan Glazer, United memenangkan gelar Liga Champions pada tahun 2008, lima gelar Liga Primer, satu Piala FA, lima Piala Liga, dan Liga Eropa.
Ratcliffe, yang lahir di daerah Manchester dan telah menjadi penggemar United sejak kecil, memiliki ambisi yang sudah lama terpendam untuk membeli klub idolanya. Melalui Ineos, ia awalnya berencana untuk membeli saham Glazer sekitar 69 persen dan berbicara tentang "pendekatan modern, progresif, dan berpusat pada penggemar untuk kepemilikan."
Dia juga fokus untuk membantu MU menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 2008 dan menjadikan MU kembali menjadi "klub No 1 di dunia lagi."
Sheikh Jassim adalah ketua Qatar Islamic Bank dan putra dari mantan perdana menteri Qatar. Dia mengajukan penawaran untuk mengambil 100 persen kepemilikan MU, yang menarik bagi para penggemar yang sangat ingin membersihkan klub dari keluarga Glazer.
Dia juga berjanji untuk menghapus utang tim, sambil berinvestasi di stadion, pusat pelatihan, dan skuad tim utama dalam upaya untuk "mengembalikan klub ke kejayaannya baik di dalam maupun di luar lapangan."
Ratcliffe dan Sheikh Jassim adalah dua penawar yang secara terbuka menyatakan niat mereka untuk mengambil alih United. Adapun investor minoritas lainnya juga dilaporkan muncul.