Rabu 01 Nov 2023 16:00 WIB

Arab Saudi Hampir Pasti Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

Ini akan jadi puncak upaya ambisius Arab Saudi sebagai pemain utama sepak bola.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Trofi Piala Dunia. Arab Saudi hampir pasti menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.
Foto: pixabay
Trofi Piala Dunia. Arab Saudi hampir pasti menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arab Saudi hampir pasti menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, setelah Federasi Sepak Bola Australia memutuskan untuk tidak mengikuti kontes penawaran yang secara luas dilihat sebagai upaya FIFA untuk menyesuaikan diri dengan kerajaan yang kaya akan minyak itu.

FIFA telah menetapkan pada Selasa (31/10/2023) sebagai batas waktu bagi federasi-federasi anggotanya di Asia dan Oseania untuk secara resmi menyatakan ketertarikan untuk menjadi tuan rumah turnamen tersebut. Federasi sepak bola dunia itu kemudian mengonfirmasi bahwa hanya Arab Saudi yang ikut serta mengajukan tawaran sebagai tuan rumah.

Baca Juga

Keputusan Australia untuk tidak ikut serta dalam persaingan ini membuat Arab Saudi menjadi satu-satunya kandidat yang telah menyatakan diri dan membuat banyak aktivis hak asasi manusia (HAM) kecewa.

"Kami telah menjajaki peluang untuk mengajukan penawaran sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA dan setelah mempertimbangkan semua faktor, kami telah mencapai kesimpulan untuk tidak melakukannya untuk kompetisi 2034," kata Football Australia dalam sebuah pernyataan dikutip huffpost, Rabu (1/11/2023).

FIFA masih perlu memberikan stempel kepada Arab Saudi sebagai tuan rumah, sebuah keputusan yang kemungkinan besar akan dibuat akhir tahun depan, namun hal tersebut kini tampaknya hanya formalitas.

Ini akan menjadi puncak dari upaya ambisius Arab Saudi untuk menjelma sebagai pemain utama dalam olahraga global, setelah menghabiskan dana besar-besaran untuk mendatangkan puluhan pemain sepak bola bintang ke liga domestiknya, membeli klub sepak bola Inggris, Newcastle, meluncurkan tur LIV Golf dan menjadi tuan rumah pertandingan tinju besar.

Namun, keinginan FIFA membuka jalan bagi Arab Saudi untuk menjadi tuan rumah acara tersebut telah menuai kritik luas dari para aktivis yang menyatakan bahwa hal tersebut memperlihatkan komitmen HAM dari badan tersebut sebagai "kepura-puraan".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement