REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Presiden Barcelona, Joan Laporta, tetap menunjukkan dukungannya pada Xavi Hernandez. Sikap Laporta sekaligus menepis rumor yang berkembang belakangan ini.
Xavi menghadapi situasi lumrah sebagai pelatih di klub kelas atas. Setiap saat, ia bisa dipuji atau dikritik. Perubahannya sangat cepat.
Tidak peduli prestasi apa yang sudah ia torehkan. Jika keadaan tim mulai sedikit menurun, Xavi siap-siap dihajar dari berbagai arah. Itu terlihat dalam beberapa hari terakhir.
Konteksnya tentang perubahan pandangan sejumlah pihak seputar kapasitasnya. Xavi membesut El Barca sejak November 2021. Musim lalu, ia membawa klub raksasa Kalatan ke tangga juara La Liga Spanyol.
Itu gelar pertama Barcelona dalam empat tahun. Tidak berhenti sampai di situ. Blaugrana juga memenangkan Piala Super Spanyol.
Kini masa depan Xavi mengalami ketidakjelasan. Itu menyusul performa buruk El Barca. Dalam lima pertandingan terakhir di berbagai ajang, Robert Lewandowski dan rekan-rekan gagal meraih kemenangan di tiga kesempatan.
Dua di antaranya berujung kekalahan. Teranyar, Barcelona ditahan imbang Rayo Vallecano, 1-1. Alhasil, raksasa Katalan turun ke peringkat keempat klasemen La Liga.
Alarm bahaya berbunyi. Rupanya, keadaan demikian tak membuat pemikiran Laporta berubah. Ia tetap yakin, Xavi orang yang tepat untuk memimpin proyek ini.
"Kami telah melakukan pembicaraan dengan pelatih dan staf teknisnya. Kami memiliki keyakinan penuh," kata Laporta, kepada awak media, dikutip dari Sportsmole, Selasa (28/11/2023).
Laporta melihat Xavi termotivasi untuk membuat Barcelona kembali ke jalur semestinya. Apalagi ada kabar baik yang terdengar. Sejumlah penggawa El Barca yang cedera, sudah pulih.
Momennya tepat. Kebetulan Blaugrana akan menghadapi partai krusial di Liga Champions (UCL). Barca akan menjamu FC Porto pada matchday kelima Grup H UCL, di Estadi Olimpic Lluis Companys, Rabu (29/11/2023) dini hari WIB.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
