Selasa 12 Dec 2023 14:59 WIB

Unik, Pembalap Ini tak Menikmati Saat-Saat Menuju Titel Juara MotoGP 2023

Marquez telah mengubur mimpinya musim lalu.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Duel Jorge Martin (kiri) dengan rivalnya musim lalu, Francesco Bagnaia di MotoGP 2023.
Foto: EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
Duel Jorge Martin (kiri) dengan rivalnya musim lalu, Francesco Bagnaia di MotoGP 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembalap Pramac Ducati Jorge Martin mengaku tidak menikmati tekanan saat menjadi penantang gelar MotoGP 2023. Ia muncul sebagai pesaing terberat Francesco Bagnaia yang akhirnya menjadi juara untuk gelar 2023 dengan memenangkan empat grand prix dan sembilan sprint. 

Martin mempertahankan pertarungan kejuaraan hingga balapan terakhir tahun ini tetapi akhirnya gagal setelah perselisihan dengan Marc Marquez mengakhiri Grand Prix Valencia dan menyerahkan gelar kepada Bagnaia.

Baca Juga

Ia mengakui setelah meraih double di GP Jepang adalah momen di mana ia merasa bisa menjadi juara, namun ia mengakui tekanan yang datang dari hal tersebut sulit untuk diatasi. "Saya pikir Misano adalah momen di mana saya berkata 'Oke, saya yang terbaik saat ini'," katanya ketika ditanya apa pendapatnya tentang titik balik dalam musimnya, seperti dilansir Motorsport, Selasa (12/12/2023).

Ia merasa luar biasa dengan meraih kemenangan di Misano, kemudian meraih podium di Italia yang mana itu merupakan kandang Ducati. Martin menyebutnya sebagai perasaan terbaik yang pernah ada. Namun ketika pergi ke India, ia hanya memenangkan sprint dan saya berada di urutan kedua dengan ban yang salah.

"Kemudian saya pergi ke Jepang dan memenangkan keduanya, jadi saya pikir Jepang mungkin adalah titik di mana saya mengatakan kami bisa memenangkan kejuaraan," kata dia.

Namun dengan adanya ambisi tersebut, ia malah merasakan tekanan yang luar biasa yang membuatnya tidak nyaman dan tertekan secara mental. Ia mengaku tidak menikmati perjalanan dari Thailand hingga Qatar.

"Kemudian tekanan tiba. Saya mengalami banyak kesulitan secara mental. Ini adalah pertama kalinya saya memikul tekanan ini dan saya kesulitan. Saya tidak menikmatinya. Saya pikir ketika saya menikmatinya, saya yang tercepat. Jadi mudah-mudahan musim depan saya berkembang, saya belajar dan bisa menikmati balapan pertama," ujarnya. 

Martin mengatakan kejuaraan lepas darinya di Indonesia ketika ia mengalami kecelakaan saat memimpin dengan nyaman dan di Australia ketika pilihan ban yang salah mengirimnya dari posisi pertama ke posisi kelima di garis finis.

"Menurut saya, bukan hanya satu balapan – mungkin dua balapan. Saya akan mengatakan mungkin Indonesia dan Australia, yang merupakan balapan di mana keseimbangan berubah dari memimpin dengan selisih 30 poin menjadi tertinggal 27 poin," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement