Rabu 31 Jan 2024 10:15 WIB

Demi Jurgen Klopp, Musim Ini Mesti Jadi Milik Liverpool

Klopp menyatakan akan berhenti menjadi pelatih Liverpool pada akhir musim ini.

Pelatih Liverpool Jurgen Klopp
Foto:

Counter-pressing

Dia tak hanya mentransformasi Liverpool, tapi juga telah merevolusi sepak bola elite dunia dengan 'gegenpressing' atau sepak bola menekan yang dia tempa sejak di Jerman.

Skuad yang dibentuk Klopp, termasuk tim yang saat ini mengarungi musim 2023-2024, memiliki semangat tinggi, luar biasa, dan tak kenal lelah. Akibatnya, Sepak bola "heavy-metal"-nya menebar ancaman di mana-mana.

Klopp merekrut pemain-pemain seperti Alisson Becker, Virgil van Dijk dan Fabinho, untuk menambal bolong Liverpool di lini belakang sehingga The Reds kuat dan solid untuk semakin menaikkan kepercayaan diri, fokus, dan daya ledak lini depannya.

Akibatnya, tim-tim berjungkalan di tangan Liverpool. Mereka melakukan pembalikan luar biasa hebat ketika membalikkan defisit 0-3 dari Barcelona dengan menang 4-0 dalam semifinal kedua Liga Champions pada 2019.

Dalam final, mereka mengakhiri petualangan Tottenham di Madrid. Setahun kemudian, dia sandingkan mahkota Eropa itu dengan trofi Piala FA, Piala Liga, Piala Dunia Klub dan kemudian Piala Super Eropa, ditambah Community Shield.

Kendati jarang mengendalikan penuh pertandingan seperti dilakukan tim asuhan Pep Guardiola di Manchester City yang menjadi rival terberatnya, Liverpool acap sama efektifnya dengan Manchester City.

Klopp percaya bahwa permainan balik menekan atau counter-pressing bisa menciptakan peluang gol yang lebih banyak dibandingkan dengan permainan terukur dengan merancang serangan dari bawah yang menjadi trademark Manchester City.

Duelnya sendiri dengan Guardiola adalah salah satu duel terhebat dalam sejarah sepak bola Inggris.

Mereka berdua tidak saja adu taktik, tapi juga mempertarungkan dua gaya dan dua kepribadian. Namun kedua pelatih terbaik di Liga Inggris ini saling menaruh hormat satu sama lain.

Klopp memang hanya sekali mengalahkan Guardiola dalam perebutan gelar juara liga, tapi dia membuat Liverpool finis hanya berselisih satu poin di bawah Manchester City pada musim 2018-2019 dan 2021-2022.​

"Saya merasa sebagian Man City kehilangan sesuatu. Kami tak bisa menegaskan era kami tanpa dia, tanpa Liverpool," tulis Guardiola dalam The Guardian.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement