Ahad 10 Mar 2024 13:09 WIB

Menanti Amukan 'Badai Pasifik' di Liga 1

PSBS Biak Numfor punya misi berat menggantikan Persipura mewakili Papua di Liga 1.

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Fitriyan Zamzami
Pesepak bola PSBS Biak dan ofisial mengangkat piala usai menjadi juara pertama Liga 2 di Stadion GOR H Agus Salim Padang, Sumatera Barat, Sabtu (9/3/2024).
Foto: ANTARA FOTO
Pesepak bola PSBS Biak dan ofisial mengangkat piala usai menjadi juara pertama Liga 2 di Stadion GOR H Agus Salim Padang, Sumatera Barat, Sabtu (9/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BIAK NUMFOR -- Bukan sekali-dua kali, Biak Numfor yang merupakan sebuah daerah kepulauan di utara Tanah Papua, melahirkan pemain-pemain sepak bola top nasional. Pada dekade 1980-1990-an, misalnya, ada Elly Rumaropen yang jadi penyerang andalan Garuda. Jejaknya diteruskan Chris Leo Yarangga, pemain tengah andalan yang memperkuat timnas sepanjang 1996-1997.

Pada milenium baru, ada nama Ruben Sanadi, bek kiri mumpuni yang memperkuat timnas dari 2013 hingga 2019. Bibit-bibit baru juga tak berhenti lahir. Yang terkini adalah pemain sayap Jeam Kelly Sroyer yang membantu Timnas U-23 meraih medali emas SEA Games pada 2023 kemarin.

Baca Juga

Terlepas dari catatan bersejarah tersebut, klub asal kabupaten itu, PSBS Biak Numfor, jarang mencicipi kasta teratas kompetisi sepakbola nasional. PSBS kerap tertutupi oleh bayang-bayang Persipura Jayapura yang sempat digdaya dan banyak menarik pemain dari kepulauan tersebut.

PSBS didirikan pada 1964, hanya setahun saja setelah Persipura berdiri. Sejak awal, mereka berkostum biru laut. Seturut lokasinya di tepi Samudera Pasifik, klub ini punya julukan "Badai Pasifik". Suporternya memanggil diri mereka "Napi Bongkar", semacam istilah tempatan yang artinya kira-kira, "Anak-anak Biak yang Siap Membongkar".

Klub ini bermarkas di Stadion Cendrawasih, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua. Meski namanya stadion, kandang PSBS ini jangan dibayangkan semegah Stadion Lukas Enembe di Jayapura atau stadion-stadion milik klub langganan Liga 1 lainnya. 

photo
Pesepak bola PSBS Biak Otavio Dutra (kiri) dan Beto Goncalves (kanan) membantu membersihkan genangan air di lapangan saat final Liga 2 melawan Semen Padang FC di Stadion Cendrawasih, Biak Numfor, Papua, Selasa (5/3/2024). - (ANTARA FOTO/Yumami)

PSBS mulai berlaga di Liga 2 kali ini pada musim 2011/2012 setelah menjuarai Divisi I Liga Indonesia pada 2010/2011. Mereka bertahan di kasta itu hingga musim 2023/2024. 

Pada musim itu juga, manajemen melakukan perombakan besar-besaran. PSBS berhasil mendapat dukungan sponsor dari PT Nusa Tuna, PT. Freeport Indonesia, PT Bank Papua dan kopi ABC. 

Mantan manajer Persipura Jayapura Yan Mandenas digaet untuk mengurus klub tersebut. Kemudian pelatih kepala Hendri Susilo digantikan Regi Aditya. Aditya dibantu pemain-pemain legendaris seperti Elie Aiboy pada asisten pelatih dan Joice Sorongan sebagai pelatih kiper.

Dari segi pemain, eks penggawa persipura banyak diboyong. PSBS berhasil mendatangkan Otavio Dutra, Ruben Sanadi, Muhammad Tahir, Alberto Goncalves, Nelson Alom, Vendry Mofu, Yohanis Nabar, hingga Israel Wamiau.

Tim yang mentereng itu kemudian tancap gas di Liga 2. Mereka mencatatkan diri sebagai yang pertama lolos ke Liga 1 setelah menang 4-0 atas Persiraja Banda Aceh pada leg kedua Semifinal Pegadaian Liga 2 berlangsung di Stadion Cendrawasih Biak, Kamis (29/2/2024).

“Ini terjadi bukan karena kuat gagah nya kami,namun atas Kasih Kemurahan Tuhan Yang Maha Esa, dan dukungan Masyarakat Biak Numfor dan Papua yang telah memenuhi stadion memberikan dukungan pada hari ini, dan kami akan mengingat hari ini menjadi Sejarah dan breakthrough untuk sepak bola indonesia khususnya Papua,” ujar Regi Aditya kala itu.

Terjangan Badai Pasifik ternyata tak berhenti pada kelolosan itu saja. PSBS Biak kemudian menaklukkan Semen Padang 3-0 di leg pertama final Liga 2 2023/2024 di Stadion Cendrawasih, Selasa (5/3/2024) siang WIB. PSBS kemudian mengalahkan Semen Padang FC 3-0 pada leg kedua final Liga 2 di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Sabtu (9/3/2024). Dengan agregat 6-0, juara Liga 2 musim 2023-2024 di tangan mereka.

Selain membawa pulang trofi juara, juga menyabet gelar tim fair play, pemain terbaik dan top skor. Pemain terbaik dan top skor diraih oleh penyerang andalan mereka Alexandro Perreira yang sukses mencetak 19 golnya saat berlaga di Liga 2 musim ini. "Gelar top skor saya persembahkan kepada seluruh pendukung kami," ujar Alex usai laga.

Kapten tim PSBS Ruben Sanadi juga mengatakan bahagia atas capaian itu. "Saya mempersembahkan gelar ini untuk keluarga yang tidak hentinya memberikan dukungan kepada saya selama berkarir di Liga 2, kepada owner, manajemen, direksi dan semua masyarakat Papua dan Biak Numfor," ujar Ruben.

Bahkan buat mereka yang tumbuh di kepulauan Biak Numfor, tim tersebut pada masa lalu lebih kerap jadi sampingan saja. Meski jauh ke timur di Jayapura, Persipura tetap jadi kebanggaaan.

Apakah kemudian PSBS Biak Numfor bisa menggantikan Persipura sebagai perwakilan dari Papua? Frengki Warer (40 tahun), seorang putra Biak punya harapan demikian. "Sepak bola merupakan olahraga yang paling dicintai orang Papua. Saat persipura turun kasta, hampir semua media lokal menunjukkan bahwa masyarakat Papua berduka, kata dia kepada Republika.

"Namun saat PSBS Biak naik kasta, ini jadi sedikit mengobati kerinduan org Papua akan tim Papua yang berlaga di kasta nomor satu indonesia," ia menambahkan. 

Apakah kemudian kecintaan warga Papua terhadap PErsipura akan beralih? Secara umum, Persipura adalah tim kebanggaan orang Papua dengan catatan sejarah yang apik. Tapi PSBS muncul dengan harapan yang baru di saat Persipura lagi down," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement