Selasa 19 Mar 2024 13:47 WIB

Rasmus Hojlund Lega Akhirnya Bisa Bungkam Pengkritiknya

Hojlund sempat menjalani 15 pertandingan tanpa gol di Liga Primer Inggris.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Rasmus Hojlund dari Manchester United
Foto: AP Photo/Dave Thompson
Rasmus Hojlund dari Manchester United

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasmus Hojlund menikmati momen ketika dia akhirnya membungkam para pengkritiknya setelah ia gagal mencetak gol di Liga Primer Inggris selama setengah musim. Kegagalan tersebut membuat Hojlund dipermalukan di media sosial TikTok.

Striker berusia 21 tahun itu bergabung dengan Setan Merah dalam kesepakatan senilai 72 juta poundsterling atau sekira Rp 1,44 triliun dari Atalanta pada musim panas lalu. Namun, ia mengalami masalah di depan gawang lawan. Hojlund menjalani 15 pertandingan tanpa gol di Liga Primer Inggris, membuatnya disamakan dengan musisi Australia yang menjadi viral di TikTok. Meskipun dia cukup tajam saat MU berlaga di Liga Champions.

Baca Juga

Hojlund akhirnya mematahkan kebuntuannya pada Boxing Day melawan Aston Villa sebelum memulai performa terbaiknya. Gol demi gol terus lahir dari kaki dan kepalanya.

"Di sana saya berpikir: 'Akhirnya! Sangat menyenangkan bisa membungkam orang-orang. Tentu saja, itu sedikit mengganggu saya karena orang-orang terus membicarakan tentang gol di Liga Primer yang belum tercipta, sedangkan tidak banyak orang yang membicarakan fakta bahwa saya adalah pencetak gol terbanyak di Liga Champions pada saat yang sama. Saya tidak dapat memahami hal tersebut, sehingga lebih menyenangkan untuk mengubah angka nol menjadi satu," kata dia, dikutip dari Mirror, Selasa (19/3/2024).

Hojlund kemudian menjadi pemain termuda dalam sejarah Liga Primer yang mencetak gol dalam enam pertandingan beruntun setelah membuka rekening domestiknya selama periode Natal. Dia telah mencetak 13 gol di semua kompetisi untuk MU sejauh musim ini.

Sang striker, yang saat ini sedang absen karena cedera otot, juga menggunakan kesempatan tersebut untuk mengakui dukungan yang ia terima dari sebagian besar penggemar MU sejak kepindahannya. Namun, ia mengakui ada juga hal-hal negatif yang ditujukan kepadanya dan bahwa ia sekarang tidak terlalu sering menggunakan media sosial sebelum pertandingan.

"Saya dapat merasakan dukungan sejak hari pertama, tetapi jelas bahwa ada banyak orang yang ingin melihat Anda jatuh karena Anda telah mencapai level yang telah Anda raih, dan ada banyak orang yang mungkin iri. Ada banyak komentar positif, tetapi ada juga beberapa komentar negatif yang harus saya pilah-pilah. Pada awalnya, agak sulit untuk membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Saya berasal dari generasi di mana media seluler dan media sosial sangat banyak dibaca," ujarnya.

"Saya segera menyadari bahwa Anda jarang mendapatkan sesuatu dari hal yang baik maupun yang buruk, jadi saya segera memutuskan untuk menyimpannya sebelum pertandingan." 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement