REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pemain timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen tak segan menunjukkan statusnya sebagai pemeluk Islam di negeri Belanda. Meski berstatus minoritas, Ragnar bangga menjadi Muslim. Cuplikan videonya berbuka puasa di pinggir lapangan sebelum membela timnya Fortuna Sittard di Liga Belanda, akhir pekan lalu, viral.
Pemain kelahiran Oss, Belanda pada 21 Januari 1998 itu bercerita, ia ternyata tidak terlahir sebagai seorang Muslim. Ragnar dididik dan dibesarkan dengan ajaran Kristen, tapi memutuskan untuk memeluk agama Islam pada usia 15 tahun.
"Tidak, saya tidak terlahir sebagai muslim. Saya dibesarkan dalam keluarga kristen. Tapi setelah saya tumbuh dewasa, saya memutuskan untuk memeluk Islam pada usia 15 tahun," kata sosok bernama lengkap Ragnar Anthonius Maria Oratmangoen kepada awak media, Selasa (19/3/2024).
Perjalanan spiritual yang dilalui sebelum akhirnya memeluk agama Islam berawal dari ajakan teman-temannya yang sering membawanya ke masjid. Ia pun banyak mengkaji dan mencari sendiri jalan kebenaran pada masa remajanya. Ragnar lantas menemukan hakikat Tuhan dalam ajaran Islam.
"Bagi saya, hal-hal yang saya pelajari tentang Tuhan. Teman saya juga sering mengajak saya ke masjid saat itu, mereka mengajarkan saya soal Tuhan dan bagaimana agama ini bisa membantu dalam hidup. Itu menyentuh saya dan akhirnya memutuskan untuk menjadi muslim," kata Ragnar.
Berada di Indonesia ternyata membuatnya terkesan dengan banyak hal. Salah satu yang asing baginya adalah suara lantunan adzan yang dikumandangkan melalui pengeras suara sehingga terdengar saat ia tengah menjalani latihan bersama timnas Indonesia.
"Ya, saya pertama kali mendengarnya saat di tempat latihan. Saya mendengar adzan saat latihan dan menurut saya itu indah sekali. Saya senang bisa mendengar adzan dan merasakan suasana ini," ujarnya.
Ia juga terkesan dengan suasana bulan suci Ramadhan di Indonesia. Pemain yang baru mendapatkan kewarganegaraan Indonesia pada Senin (18/3/2024), baru pertama kali berada dalam satu tim atau sebuah negara yang mayoritas muslim.
"Ya ini hal yang bagus, saya sudah dengar bahwa di tim ini banyak yang Muslim, jadi bagi saya ini adalah suasana baru. Biasanya saya berada di tim yang hanya ada mungkin 2-4 pemain yang menjalankan ramadan. Jadi ini adalah hal yang spesial," kata Ragnar.