REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tim nasional Inggris saat ini kembali dihormati. The Three Lions berisikan amunisi mumpuni di segala lini.
Gareth Southgate memiliki materi yang diambil dari klub-klub besar. Ada sosok seperti Harry Kane, Phil Foden, Bukayo Saka, Declan Rice, Jude Bellingham, Kyle Walker, dan sebagainya. Pertanyaannya, apakah ini generasi emas Inggris di era sepak bola modern?
Rupanya pada awal hingga akhir 2000 an, the Theree Lions sudah memiliki generasi emas lainnya. Tengok saja nama-nama yang berada di sana. Di lini belakang ada John Terry, Rio Ferdinand, Ashley Cole.
Di lini tengah, ada Steven Gerrard, Frank Lampard, Paul Scholes, Owen Hargreaves, Michael Carrick, David Beckham. Di sektor penyerangan ada Wayne Rooney, Michael Owen, Joe Cole, Emile Heskey.
Sayangnya, generasi ini tak berhasil meraih gelar. Brasil, Italia, Spanyol, dan Jerman menjadi juara dunia. Lalu di pentas Eropa, dikuasai oleh Prancis, Yunani, serta Spanyol.
Pertanyaannya apakah Inggris era Gerrard dkk, salah memilih pelatih? Di sebuah podcast yang dikutip dari akun youtube independet sport, Ferdinand mencoba menanyakan ke Jose Mourinho.
Mengapa Mourinho menolak tawaran melatih timnas Inggris setelah era Steve McClaren? "Kenapa kamu katakan tidak?" tanya Ferdinand.
"Dulu saya tidak menerimanya, karena saya selalu menganggap melatih timnas merupakan sesuatu yang tidak saya nikmati," kata Mou.
Apalagi di era itu, ia tengah fokus bersama Chelsea. Ia tak memiliki pemikiran lain. Termasuk menangani the Three Lions.
Inggris kemudian dilatih oleh Fabio Capello. Pasukan tiga singa tak banyak berkreasi di turnamen besar. Tentang apakah mereka seharusnya menjadi juara, selalu menarik diperdebatkan.
Artinya, bukan sesuatu yang pasti jika ujung-ujungan pelatih yang disalahkan. Apalagi sosok seperti Capello bukan juru taktik kelas bawang. Seseorang yang sudah sukses menangani tim seperti Real Madrid.
Saat itu, negara lain juga berada dalam periode emas. Tengok saja Brasil dengan Ronaldo Nazario, Rivaldo, Ronaldinho, Kaka. Spanyol berisi kumpulan bintang Barcelona dan Madrid. Serta Italia dengan para gladiator tangguh segala lini.
Kemudian Jerman yang mulai memetik buah dari proyek pembangunan jangka panjang. Ferdinand yakin jika Mou menjadi mentor mereka, ia dan rekan-rekan bisa saja memenangkan sesuatu.