REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada senyum lebar di wajah Mauricio Pochettino, menggantikan ekspresi kaku, defensif, dan tidak senang beberapa pekan lalu. Ekspresi itu terpancar setelah Chelsea mengalahkan Bournemouth 2-1 pada laga pekan terakhir Liga Primer Inggris musim 2023/2024 pada Ahad (19/5/2024) untuk memastikan tempat di kompetisi Eropa.
Pelatih asal Argentina tersebut tampak santai saat ia melangkah ke lapangan di Stamford Bridge.
Timnya telah mengumpulkan 24 poin dari kemungkinan 33 poin dalam 11 pertandingan terakhir mereka, naik dari posisi ke-12 di Liga Primer pada awal April ke posisi keenam pada Ahad. The Blues berubah dari sekelompok pemain berbakat yang kacau menjadi tim yang bermain mengalir bebas.
Namun masih ada keraguan apakah pelatih asal Argentina itu akan memimpin Chelsea di Eropa dan London barat daya musim depan.
Setelah bergabung sebentar dengan para pemainnya dalam perayaan akhir musim bersama penonton, Pochettino ditanyai tentang masa depannya. “Saya tidak tahu tentang rumor tersebut,” katanya kepada wartawan.
Spekulasi tersebar luas bahwa mantan pelatih PSG dan Tottenham Hotspur itu akan pergi setelah hanya satu tahun bertugas.
Awal musim berlangsung di luar harapan akibat serangkaian cedera pemainnya. Dengan skuad senilai 1,27 miliar poundsterling atau sekira Rp 25,77 triliun, performa Chelsea tak seperti dibayangkan oleh para pemilik yang sebagian besar berasal dari AS, dipimpin oleh Todd Boehly. Chelsea, dengan dua gelar Liga Champions dan lima trofi Liga Inggris dalam 20 tahun terakhir, mengharapkan lebih dari itu.
Pochettino mengatakan, dia keluar untuk makan malam bersama Boehly pada Jumat lalu. “Todd mengundang saya untuk makan malam dan itu adalah makan malam bersama yang menyenangkan,” kata Pochettino. "Staf saya besok akan terbang untuk liburan. Saya akan tinggal di London selama beberapa hari. Telepon saya akan aktif."
Awal tahun ini, hanya sedikit orang yang bertaruh bahwa pelatih Argentina itu akan bertahan. Fans mencemooh tim di pertandingan kandang dan forum menyerukan agar dia pergi.
Chelsea berhasil mencapai final Piala Liga, dikalahkan oleh Liverpool dan semifinal Piala FA, dikalahkan oleh Manchester City.
Entah bagaimana, kekalahan sepertinya tidak bisa dihindari. Namun lambat laun, nasib mulai berubah. Para pemain kembali dari cedera, tim mulai mengenal satu sama lain. Yang terpenting, pemain Chelsea yang pucat dan sederhana yang direkrut dari Manchester City, Cole Palmer, mulai menunjukkan performanya dalam mencetak gol.
Pemain berusia 22 tahun itu telah mencetak 25 gol di semua kompetisi dan terpilih sebagai pemain terbaik Chelsea tahun ini.
“Saya sangat senang dan bangga dengan para pemain,” kata Pochettino seraya menambahkan bahwa Palmer termasuk para pemain yang memiliki peluang lebih kecil karena cedera.
"Saya sangat senang karena dalam prosesnya, kami menghadapi keadaan yang sulit. Kami mempunyai ide yang tepat untuk mencoba dan meningkatkan level dan standar kami. Staf berjuang setiap hari untuk menyediakan alat terbaik," katanya.
Ada juga banyak spekulasi bahwa pemain-pemain kunci, seperti gelandang Conor Gallagher mungkin akan dijual agar klub dapat menguangkan talenta-talenta lokal. Masih bungkam, Pochettino, yang mengandalkan Gallagher sebagai kapten pengganti hampir sepanjang musim, mengatakan urusan transfer apa pun terserah manajemen klub.
“Kami akan berada di sana jika mereka membutuhkan bantuan,” katanya.