Senin 24 Oct 2022 09:57 WIB

Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Jadi 135 Orang

Korban tragedi Kanjuruhan yang meninggal bernama Farzah Dwi Kurniawan Jovandu.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Israr Itah
Suporter Arema FC (Aremania) berunjuk rasa di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Kamis (20/10/2022). Mereka menuntut penegakan hukum yang adil, terbuka dan tak pandang bulu dalam kasus tragedi Kanjuruhan yang menelan 133 korban jiwa.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Suporter Arema FC (Aremania) berunjuk rasa di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Kamis (20/10/2022). Mereka menuntut penegakan hukum yang adil, terbuka dan tak pandang bulu dalam kasus tragedi Kanjuruhan yang menelan 133 korban jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Korban meninggal akibat tragedi Kanjuruhan kembali bertambah satu orang pada Senin (24/10/2022). Hal ini menyebabkan total kematian akibat peristiwa 1 Oktober lalu di Kabupaten Malang itu menjadi 135 orang.

Informasi kematian ini dikonfirmasi langsung Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo saat dihubungi Republika.co.id. "Ya, ada tambahan satu orang tetapi tunggu klarifikasi (informasi detail pasien lebih lanjut, red)," kata Wiyanto.

Baca Juga

Berdasarkan informasi dari Dinkes Kabupaten Malang, korban meninggal bernama Farzah Dwi Kurniawan Jovandu. Pria berusia 20 tahun ini berdomisili di Jalan Sudimoro Utara, Mojolangu, Kota Malang. Pasien meninggal dalam perawatan di ruang ICU RSUD Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

Total korban tragedi Kanjuruhan hingga 24 Oktober 2022 sebanyak 794 orang. Dari jumlah tersebut, 695 orang mengalami luka-luka dan 135 orang dinyatakan meninggal.

Ada pun perincian korban luka tragedi Kanjuruhan antara lain 586 orang mengalami luka ringan, 50 orang mengalami luka sedang, dan 23 orang mengalami luka berat. Dari jumlah tersebut, 655 korban menjalani rawat jalan, sedangkan empat lainnya rawat inap.

Menurut Wiyanto, para pasien luka menjalani rawat inap di RSSA Kota Malang dan RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang. Rinciannya, yakni tiga pasien dirawat di RSSA sedangkan satu pasien lainnya di RSUD Kanjuruhan. "Di RSSA, dua korban dirawat biasa dan satu orang di ruang ICU. Lalu untuk di RSUD Kanjuruhan dirawat ruang biasa," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement