Senin 16 Jan 2023 17:37 WIB

PSIM Nilai Erick Thohir Angin Segar Bagi Sepak Bola Indonesia

Erick punya akses yang baik ke pemerintahan atau ke dunia olahraga internasional.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Menteri BUMN RI Erick Thohir (kiri) saat melakukan pendaftaran calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 di Kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta, Ahad (15/1/2023). Erick Thohir menjadi salah satu kandidat calon Ketua Umum PSSI yang akan dipilih pada Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri BUMN RI Erick Thohir (kiri) saat melakukan pendaftaran calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 di Kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta, Ahad (15/1/2023). Erick Thohir menjadi salah satu kandidat calon Ketua Umum PSSI yang akan dipilih pada Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO PSIM Yogyakarta Bima Sinung Widagdo mengomentari pencalonan Erick Thohir menjadi ketua umum (ketum) PSSI periode 2023-2027. Menurutnya ini hal yang positif dan menjadi angin segar bagi sepak bola Indonesia.

"Pencalonan positif dan menjadi angin segar sepak bola kita. Erick Thohir dengan pengalamannya sudah pasti punya kapasitas lebih dari cukup untuk memimpin organisasi seperti PSSI," ujar Bima ketika ditemui Republika.co.id, usai menghadap Menpora RI Zainudin Amali bersama perwakilan klub Liga 2 lainnya, Senin (16/1/2023).

Baca Juga

Bima menambahkan, Erick Thohir juga punya akses yang baik ke pemerintahan atau ke dunia olahraga internasional, termasuk FIFA.

"Ini yang sangat dibutuhkan bagi seorang ketua PSSI. Beliau figur fresh di sepak bola. Saya optimistis beliau dapat membawa perbaikan dan perubahan di sepak bola kita yang memang membutuhkan hal itu," jelas Bima.

Optimistis ini, lanjut Bima, bukan sekadar pada seorang ketum PSSI saja. "Asal semua jajaran exco PSSI harus fresh punya komitmen dan integritas, tidak punya kepentingan apa-apa hanya konsen terhadap sepak bola nasional. Saya yakin sepakbola akan maju."

Hal penting yang harus dibenahi, sambung Bima, cukup banyak misalnya mulai dari kualitas kompetisi. "Bagaimana mau dapat timnas yang baik, kalau pembinaan dan kompetisi tidak berjalan dengan baik. Sekarang boro-boro kompetisi berjalan baik, bergulir saja tidak, jangan bicara timnas yang kuat," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement