REPUBLIKA.CO.ID,Zona 1 ‘the sweeper goalkeeper’
Ini adalah zona khusus yang harus diperlakukan secara hati-hati. Penjaga gawang tidak diperbolehkan menendang bola terlalu jauh ke depan, tapi memberikannya ke pemain terdekat, seraya bersiap menerima kembali bola jika pemain belakang kesulitan melepas umpan.
Di zona ini, dua center back diharapkan mampu menghalau bola-bola lambung, dan pemain lainnya berani bermain di kawasan berbahaya tanpa rasa takut membuat kesalahan yang berakibat fatal. Penjaga gawang harus memainkan perannya meringankan tekanan pemain belakang.
Zona 2 the ‘libero’
Pemain di zona ini diharapkan mampu berperan besar dalam penguasaan bola. Mereka diharapkan membantu lini tengah mengambil keputusan, sedangkan central defender- dengan kemampuan teknik brilian – bisa saling melengkapi.
Jika kemampuan teknik mereka berkembang menjadi lebih baik, salah satu diharapkan menjadi playmaker, dan menentukan laju permainan. Di Barcelona, Gerard Pique dan Carles Puyol silih berganti memainkan peran ini. Keduanya juga siap menjadi libero, karena memiliki kemampuan membaca permainan, dan memutuskan ke mana bola di kakinya akan diberikan.
Zone 3 the ‘volante de salida’
Di zona ini, pemain harus benar benar mampu mengeluarkan tim dari kesulitan, dengan merebut bola dari kaki lawan secepat mungkin. Mereka juga harus mampu membaca permainan, dan bertindak sebagai outlet bagi rekan satu tim. Lebih penting lagi, mereka yang bermain di posisi ini harus konsisten mengoper bola meski lawan terus menekan.
Di Barcelona, Xavi bermain di posisi ini dengan sangat baik. Kepada Marca, Xavi mengatakan; “Saya men dapat bola, dan langsung memberikan kepada rekan terdekat. Da pat lagi, saya berikan lagi kepada yang lain, dan seterusnya, sampai saya melihat ada pemain yang bergerak bebas di jantung pertahanan lawan.”
Di zona ini Xavi menghipnotis lawannya, dengan umpan-umpan pendek sempurna, dan kemampuan meliuk untuk menghindari sergapan. Di Swansea, Leon Britton mencoba melakukannya meski tidak sehebat Xavi. Sepanjang Januari 2012, tingkat kesempurnaan passing Britton mencapai 93,3 persen.
Zone 4 wing back
Pemain di zona ini harus siap bekerja keras turun dan naik; bertahan dan menyerang. Umpan-umpan silang harus lebih banyak dilepas pemain dari ini, ketimbang dari posisi lebih ke dalam.
Zona 5 gelandang kreatif
Zona ini harus ditempati gelandang kreatif dengan kemampuan mengubah kecepatan, dan piawai melepas umpan me matikan. Pemain di posisi ini diharapkan tak lelah mencari celah diantara kerumunan pemain belakang lawan.
Mungkin pemain tidak harus selalu ditutut menciptakan ruang spektakuler, tapi menguasai bola selama mungkin jauh lebih penting. Hampir semua pemain Barcelona sangat terlatih memainkan peran di posisi ini. Sukses Swanseas meraih banyak kemenangan juga ditentukan dari zona ini.
Zona 6 inside forwards
Di Barcelona, Lionel Messi dan Alexis Sanchez adalah pemain yang dianugerahi kemampuan teknik ber operasi di zona ini. Lebih penting lagi, keduanya kerap membuat gera kan yang sulit diprediksi pemain be lakang. Di Swansea, Rodgers memiliki Nathan Dyer dan Scott Sinclair, yang relatif bisa menjalankan peran sama sepanjang musim 2011/2012.
Zona 7 target man
Zona ini hanya membutuhkan satu pemain berkemampuan mencetak gol dengan satu sentuhan, serta ke piawaian bergerak dengan atau tanpa bola untuk mengecoh pemain belakang. Barcelona memiliki David Villa, yang kerap berlari untuk membuka ruang bagi rekannya menembak.
Di Swansea, Fabio Borini relatif sukses memainkan peran ini. Danny Graham menggantikannya, dan sukses. Di Roma, Borini juga meraih sukses serupa memainkan tiki-taka bersama Luis Enrique.
Zona 8 wilayah peluang dan asis
Inilah zona penting yang harus dimengerti setiap pemain. Di zona ini, terkadang kualitas umpan tidak cukup bisa dimanfaatkan menjadi gol. Pemain yang menusuk ke wilayah ini harus benar-benar cerdas membuat keputusan apakah menembak langsung ke kotak penalti, atau menarik bola ke belakang, dan memainkannya lagi sesuai organisme tiki-taka.
Barcelona menyadari bahaya memainkan konsep menarik bola ke belakang dari zona 8 saat dua kali di ka lahkan Chelsea di semifinal Liga Champions 2011/2012. Saat itu bola ditarik ke belakang dan dimainkan lagi, Chelsea menggunakan kesempatan untuk menumpuk lebih banyak pemainnya. Segalanya menjadi lebih sulit. Ada aturan baku di wilayah yang disebut Zona G ini, yaitu satu dari sembilan tembakan yang dilepas harus menjadi gol. Jika tidak, pemain akan frustrasi, dan menjadi bencana.