REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI - Atlet Sulawesi Tenggara yang akan tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau 2012 mogok latihan karena mereka belum menerima uang saku pada bulan Juni.

Para atlet tidak hanya mogok latihan, tetapi turun ke jalan membawa spanduk, pamflet, dan kardus, kemudian meminta sumbangan pengendara yang melintas tepatnya di simpang jalan Abunawas-Ahamad Yani Kendari, Kamis (12/7).

Pada kardus tertulis "Kotak Peduli Atlet PON Sultra XVIII 2012" dan spanduk bertuliskan "Kami Sudah Menjalankan Kewajiban, Bayarkan Hak Kami".

Selain menuntut uang saku, para atlet meminta satuan tugas dan KONI setempat untuk menyiapkan perlengkapan latihan serta pakaian berlatih.

Beberapa saat menjalankan aksi di jalan raya, para atlet yang menumpang kendaraan roda dua bergegas menuju rumah jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra).

Namun, maksud mereka untuk bertemu Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra tidak kesampaian karena kedua pejabat itu sedang keluar daerah.

"Uang saku untuk belanja sabun mandi, pasta gigi, dan kebutuhan lainnya. Kalau mencukupi untuk mengirim belanja buat anak dan istri," teriak mereka.

Para pelatih pasrah menyaksikan anak-anak asuhan mereka melakukan aksi tersebut. Wakil Komandan Satgas Pelatda PON XVIII Sultra Petrus Hehakaya yang mencoba memberi pengarahan kepada atlet agar tidak melakukan aksi turun ke jalan tidak diindahkan.

"Saya baru saja koordinasi dengan rekan-rekan satgas dari KONI. Saya disampaikan bahwa uang saku sedang diupayakan," kata Petrus.

Satgas, kata dia, harus menghadapi tuntutan para atlet dengan lapang dada. "Jangan di antara kita saling mempersalahkan. tetapi mencari solusi terbaik agar anak-anak kosentrasi berlatih," katanya. Pada PON XVIII Riau 2012 Sultra mempersiapkan 131 atlet yang berasal dari 15 cabang olahraga.

Ikuti Whatsapp Channel Republika