REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Teknologi garis gawang secara resmi digunakan pada Piala Dunia antar klub di Jepang. Teknologi kontroversial tersebut resmi digunakan pada partai pertama turnamen Piala Dunia Antarklub antara Sanfrecce Hiroshima dan Auckland City pada 6 Desember.
Dalam konferensi pers yang dipimpin langsung Sekretaris Jendral FIFA, Jerome Valcke dan juga ketua Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) Kuniya Daini, penggunaan teknologi garis gawang memang mutlak diperlukan.
"Piala Dunia antar klub menjadi debut resmi penggunaan teknologi garis gawang. Ini adalah hari besar, akan menjadi pertama kalinya bahwa teknologi garis gawang akan secara resmi digunakan dalam pertandingan," ujar sekjen FIFA, Jerome Valcke dalam pernyataan persnya di Hotel Ritz Carlton, dilansir laman resmi FIFA, Rabu (5/12).
Valcke menambahkan, teknologi garis gawang telah dilakukan pengujian secara berangsur-angsur. Belajar dari pengalaman Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, tambah Valcke, FIFA merasa memang perlu ada teknologi tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap kinerja wasit.
Meski tidak menyebut berapa biaya yang dihabiskan untuk teknologi tersebut, namun ia mengaku bahwa biaya operasional teknologi tersebut memang cukup terbilang tinggi. Untuk itu, tambahnya, ke depan perlu ada perusahaan sebagai sponsor untuk menekan biaya produksi teknologi tersebut.
"Ini adalah sebuah revolusi. Ini adalah pertama kalinya bahwa teknologi semacam ini akan datang ke sepak bola. Yang perlu menjadi catatan, teknologi ini terbatas hanya pada garis gawang. Dengan demikian, kita bisa memastikan apakah bola tersebut dinyatakan masuk atau tidak. Tidak ada alasan untuk menentang ketentuan in," tegasnya.
Sementara itu ketua JFA, Kuniya Daini yang juga bertindak sebagai Presiden Komite Penyelenggara Lokal, menyatakan kesiapan Jepang untuk menyelenggarakan helat akbar klub teratas di dunia ini. Menurutnya, menjadi kehormatan ketika Jepang kembali menjadi tuan rumah untuk ketiga kalinya.
"Kami terus berupaya memberikan yang terbaik untuk kompetisi ini. Dengan slogan FIFA, kami buktikan dukungan kami ini," kata Kuniya.