Senin 22 Apr 2013 21:51 WIB

Latih Indonesia, Pengalaman Terpahit Luis Manuel Blanco

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Citra Listya Rini
Luis Manuel Blanco
Foto: Republika/Yasin Habibi
Luis Manuel Blanco

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wajahnya terlihat lesu. Gaya bicaranya pun tidak terlalu membara. Sangat berbeda ketika pertama kali ia datang ke Indonesia. Pelatih asal Argentina, Luis Manuel Blanco tak menyangka nasibnya akan seperti ini.

Terombang-ambing oleh  manuver-manuver para pengurus PSSI dalam membuat keputusan terkait timnas Indonesia. Pada 7 Februari 2013, Blanco resmi diperkenalkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Ia direkrut untuk menjadi pelatih kepala timnas senior.

Blanco datang dengan membawa misi segudang. Lolos kualifikasi Piala Asia 2015 dan juara Piala AFF 2014 menjadi beberapa janji yang ia ucapkan untuk masyarakat Indonesia. Tapi sepertinya, janji-janji Blanco itu hanya akan menjadi ucapan belaka.

Jangankan untuk membuktikan janjinya, ia pun bahkan tidak memiliki kesempatan memenuhi janji selangitnya itu. Blanco harus menerima kondisi pahit dari kebijakan-kebijakan yang dibuat para elite sepak bola Indonesia.

Setelah 'dipecat' sementara saat mempersiapkan timnas menjelang laga Arab Saudi akhir Maret, Blanco pun kini digeser posisinya menjadi pelatih timnas U-19 setelah Badan Tim  Nasional (BTN) dipimpin La Nyalla Mahmud Mattalitti.

Melihat kondisi ini, Blanco akhirnya angkat bicara. Kepada wartawan di Senayan, Jakarta, pelatih berusia 59 tahun itu mengungkapkan keluh kesahnya.

Bukan hanya wajahnya yang terlihat lesu, berat badannya pun menurun drastis. Pipinya lebih cekung, perut buncitnya pun tidak lagi terlalu terlihat.

Blanco mengungkapkan, berat badannya turun enam kilogram. Saat pertama datang, berat badannya mencapai 87 kg. Sedangkan sekarang hanya 81 kg. "Iya berat badan saya turun 6 kg disini," kata dia.

Bukan faktor makanan ataupun cuaca yang membuat berat badannya turun drastis. Melainkan beban pikirannya selama berada di Indonesia. "Bagaimana tidak. Hari ini saya jadi pelatih, tapi besok tidak. Jadi pelatih lagi, tapi tidak jadi lagi," keluh Blanco.

Keluhan Blanco itu memang tidak mengada-ngada. Awalnya ia dijanjikan kembali menjadi pelatih kepala timnas setelah sebelumnya digantikan oleh Rahmad Darmawan.

Blanco dijanjikan kembali menjadi pelatih kepala timnas senior saat melawan Cina pada laga lanjutan kualifikasi Piala Asia, 15 Oktober mendatang. Tapi nyatanya, itu hanya janji belaka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement