REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Evan Dimas menjadi sosok penting di skuat timnas U-19. Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu tak hanya piawai dalam mengatur serangan, tetapi juga memiliki naluri tinggi mencetak gol.
Keberhasilan skuat Garuda Jaya lolos kualifikasi Piala Asia di Myanmar, tahun depan, tak lepas dari kontribusi Evan. Pemain kelahiran Surabaya, 13 Maret 1995 itu mencetak empat gol dan dua assists.
Tiga gol diantaranya diciptakan pada partai pamungkas kualifikasi Grup G melawan Korea Selatan di Stadion GBK, Sabtu (12/10) malam. Berkat hattrick Evan, Indonesia memastikan diri sebagai juara grup dan berhak menggenggam tiket langsung berlaga di putaran final usai mengalakan Korsel dengan skor ketat 3-2.
Sebelum menjatuhkan pilihan untuk bermain sebagai pengatur serangan, Evan ternyata lebih dulu memulai kariernya di sepak bola sebagai bek kiri. Anak pertama dari empat bersaudara itu mulai tekun mengasah keterampilannya dalam mengolah si kulit bundar sejak kelas 4 SD dengan bergabung di Sekolah Sepak Bola (SSB) Sasana Bhakti.
"Saya dulu sebenarnya pemain bek kiri ketika pertama kali ikut SSB. Tapi saya merasa kurang enjoy," kata Evan bercerita kepada Republika belum lama ini.
Setelah beberapa lama menimba ilmu di SSB Sasana Bhakti, Evan kemudian pindah ke SSB Mitra Surabaya ketika ia duduk di bangku SMP kelas satu. Di SSB ini lah Evan menyadari bakatnya sebagai gelandang.
"Ketika gabung di Mitra Surabaya saya ditempatkan sebagai gelandang. Saya berterima kasih kepada pelatih di Mitra Surabaya yang mengetahui kemampuan saya sebagai gelandang," Evan melanjutkan.
Sejak saat itu, ucap Evan, ia tak pernah berpikir untuk mencoba posisi lain. Anak dari pasangan Condro Darmono dan Ana itu merasa sangat menikmati perannya sebagai gelandang. "Pas dimainkan sebagai gelandang, saya semakin enjoy dalam bertanding. Jadi gelandang itu asyik, karena saya senang kalau selalu dapat bola," ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
