Ahad 05 Apr 2015 14:45 WIB

Tolak Pertandingan Persebaya, Ratusan Bonek Demo Polisi

Rep: Andi Nurroni/ Red: Israr Itah
Suporter Persebaya yang dikenal dengan julukan Bonek.
Foto: Antara/Bambang Suseno
Suporter Persebaya yang dikenal dengan julukan Bonek.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Ratusan massa suporter Persibaya yang mengatasnamakan Arek Bonek 1927 menggelar unjuk rasa di gerbang Mapolda Jawa Timur di Surabaya, Ahad (5/5). Unjuk rasa dilakukan untuk mendesak Polda Jawa Timur melarang pertandingan Indonesia Super League (ISL) antara Persebaya melawan Mitra Kukar di Stadion Gelora Bung Tomo, Ahad (5/5) malam.

Massa Arek Bonek 1927 beralasan, Persebaya ISL yang dikelola PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) tidak direkomendasikan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk mengikuti liga karena problem perusahaan pengelola yang izinnya tak sesuai untuk peruntukan olahraga.

Arek Bonek 1927 merupakan kelompok pendukung Persebaya 1927 yang dulu berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI). Setelah LPI bubar, mereka tetap setia mendukung Persebaya 1927 dan menolak menghadiri pertandingan Persebaya yang berlaga di ISL.

 

Massa pendukung Persebaya 1927 ini menuding telah terjadi politisasi dan permainan mafia yang menyebabkan Persebaya terbelah. Massa mengklaim, Persebaya 1927 yang dikelola PT Persebaya Indonesia merupakan yang sah dan berhak kembali tampil di kompetisi ISL setelah kompetisi LPI bubar. 

Di depan Mapolda Jawa Timur, Bonek meneriakkan lagu-lagu dan yel-yel suporter. Mereka membentangkan spanduk berisi dukungan terhadap Menpora dan BOPI untuk menyehatkan kembali liga sepak bola di Indonesia.

Secara khusus, massa mendesak Kapolda Jawa Timur dan Kapolrestabes Surabaya melarang pertandingan Persebaya lawan Mitra Kukar karena dianggap ilegal sesuai dengan keputusan. Koordinator suporter Andi Peci mendesak Kapolda Jawa Timur dan Kaporestabes Surabaya tidak membiarkan pertandingan berlangsung seperti laga pembukaan Arema Cronus melawan Persija.

Arema Cronus sendiri merupakan tim lainnya yang tidak mendpatkan rekomendasi BOPI untuk bertanding dalam ISL juga karena dualisme kepemilikan serta ketidakjelasan perusahaan pengelola. "Kita mendukung Kapolda dan Kapolres menegakkan hukum. Harapannya di Surabaya, tidak terjadi kasus seperti di Malang. Itu meruntuhkan moral kepolisian," ujar Andi Peci di sela unjuk rasa, Ahad (5/4). 

Jika pertandingan sore ini tetap digelar, Andi mengancam, massa Bonek akan melakukan class action terhadap Kapolda Jawa Timur dan Kapolrestabes Surabaya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement