Kamis 28 May 2015 16:49 WIB
Skandal FIFA

Phaedra Almajid, Sang Pembuka Tabir Korupsi FIFA

Rep: c31/ Red: M Akbar
Phaedra Almajid
Foto: http://www.theguardian.com
Phaedra Almajid

REPUBLIKA.CO.ID, QATAR -- Dunia sepak bola internasional tengah dirundung isu tak sedap. Terkuaknya skandal dugaan korupsi dan pemerasan oleh FBI telah menyeret sejumlah petinggi organisasi FIFA.

Di antara yang terseret itu adalah Wakil Presiden FIFA Jeffery Webb, mantan Wakil Presiden FIFA Jack Werner dan anggota komite eksekutif FIFA Eduardo Li.

Di balik korupsi yang melibatkan beberapa petinggi FIFA ini, ternyata ada satu nama yang mungkin dilupakan oleh publik. Salah satu sosok yang dinilai cukup berperan penting adalah Phaedra Almajid. Ia adalah wanita berkebangsaan Qatar yang sempat dianggap sebagai wishtleblower dalam terbongkarnya dugaan suap selama proses bidding tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Berikut adalah sekelumit perjalanan dari Phaedra yang patut diketahui berdasarkan sejumlah sumber.

 

Tahun 2010         

- Dimulai dari tahun 2010, Phaedra berhenti dari pekerjaan sebelumnya dan akhirnya mulai tergiur untuk masuk ke pekerjaan terkait dengan sepakbola.

Tahun 2011         

- Phaedra bekerja sebagai anggota media internasional di Piala Dunia Qatar dan di tahun 2011 wanita dua anak ini menuduh para pejabat Qatar mencoba menyuap pejabat tinggi FIFA untuk mengamankan suara Piala Dunia.

- Tak lama kemudian Almajid mengatakan tuduhan itu adalah palsu. Tak disangka, ternyata para pejabat Qatar memaksanya untuk menarik kembali tuduhan korupsi itu. “Ketika pejabat Qatar mendekati, saya sendiri dan juga saya seorang ibu tunggal dari dua anak,” ujar Phaedra. Ia juga menyebutkan salah satu dari anaknya cacat berat dan autis.

- Petugas dari FBI lalu mengunjunginya pada September 2011 setelah menyadari ancaman terhadap Phaedra. Setelah itu, Almajid setuju untuk terlibat dalam penyelidikan tuduhan korupsi yang diselenggarakan oleh seorang penyidik AS Michael Garcia.

- Namun anehnya, hakim Hans Joachim Eckert merilis ringkasan 42 halaman temuan Garcia pada 13 November. Buktinya disebut berisi inkonsistensi yang berprasangka terhadap kredibilitasnya.

Tapi sejak saat itu Phaedra menjadi lebih berani untuk mengungkapkan apa yang telah dia saksikan. Imbasnya ibu tiga anak ini diserang secara cyber oleh Qatar. “Mereka tahu banyak informasi tentang saya. Saya adalah ancaman yang lebih besar untuk Qatar daripada apa yang saya pernah saya lakukan untuk FIFA,” ujar Phaedra.

Di sisi lain, Almajid mempunyai akun Twitter pribadi yaitu @palmajid. Terlihat bagaimana dia serius untuk mengungkap kasus korupsi ini. Melalui akunnya, Phaedra kerap meretweet berbagai berita tentang kasus korupsi FIFA, seperti yang ia lakukan enam jam yang lalu meretweet BBC World Service.

Tuduhan yang diungkap oleh Phaedra Almajid ini membuka tabir siapa saja yang ikut terlibat dalam kasus penyuapan dan pelanggaran peraturan dalam bidding Piala Dunia ini. Departemen Kehakiman Amerika Serikat langsung menahan dan menyelidiki orang-orang yang terlibat.

Ujungnya, FIFA telah mengajukan pengaduan pidana dengan Jaksa Agung Swiss sehubungan dengan individu yang tidak disebut namanya tetapi telah melanggar hukum Swiss selama bidding Piala Dunia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement