REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI membuka suara terkait adanya rencana dari pihak Tim Transisi yang ingin menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Anggota Komite Etik PSSI, Haryo Yuniarto, mempertanyakan kredibilitas pihak yang ngotot untuk menggelar KLB.
''“Pada dasarnya, PSSI tidak akan mungkin mengomentari KLB yang akan dilakukan oleh Tim Transisi. Anggota mereka itu siapa sehingga berani menggelar KLB? Jadi kalau mereka mau menggelar KLB itu mungkin KLB anggotanya mereka sendiri, bukan anggota PSSI,'' kata Haryo seperti dikutip dari laman resmi PSSI, Kamis (13/8).
Haryo mengatakan jika ingin membahas mengenai KLB, pihaknya sudah memiliki aturan baku sebagaimana yang terangkum dalam statuta. Ia menjelaskan perlu ada permintaan dari anggota PSSI terlebih dahulu.
''Untuk menggelar KLB PSSI itu harus berdasarkan Statuta PSSI artikel 30 dibutuhkan minimal 50 persen anggota resmi PSSI atau 2/3 delegasi pemilik suara,'' jelasnya.
Lebih lanjut Haryo menegaskan saat ini kepengurusan PSSI sudah sah dengan memutuskan La Nyalla Mahmud Matalitti sebagai ketua umum hasil KLB PSSI pada 18 Aprul 2015. Ia mengatakan pengangkatan La Nyalla serta pengurus PSSI lainnya juga disaksikan oleh perwakilan dari KONI, AFC dan FIFA.
Haryo juga mengomentari perihal pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) yang mengklaim akan menemui FIFA untuk menyerahkan road map sepak bola Indonesia sekaligus juga pernyataan kemenpora sudah mendapat undangan dari FIFA.
''Tim Transisi itu siapa? Mereka bukan anggota dari FIFA. Bisa dipastikan FIFA sendiri tidak akan menerima kedatangan mereka,'' katanya.
''Sudah terbukti saat mereka mengatakan diundang FIFA, langsung ada rilisnya dari website resmi FIFA bahwa FIFA tidak ada agenda untuk bertemu dengan Tim Transisi. Kalau yang mereka temui di Inggris itu dipastikan bukan FIFA. Wong FIFA markasnya di Zurich, bukan di Inggris.''