REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Kapten tim nasional Swedia, Zlatan Ibrahimovic menyampaikan belasungkawa terhadap sesama warga Paris setelah serangkaian serangan teror bom dan penembakan di ibukota Prancis itu pada Jumat (13/11) malam waktu setempat.
Serangan teror di Paris tersebut menewaskan sedikitnya 129 nyawa, melukai ratusan korban dan meninggalkan trauma pada kota pusat mode dunia itu. Oleh banyak media massa setempat, serangan ini diistilahkan sebagai "9/11" versi Prancis.
"Sungguh menyedihkan, tragis. Hal seperti itu tidak seharusnya terjadi. Saya berdiri bersama mereka yang telah wafat dan kerabatnya di sana," kata penyerang yang membela klub Paris Saint-Germain itu kepada stasiun televisi Kanal 5 selepas kemenangan 2-1 Swedia atas Denmark di laga pertama playoff Piala Eropa 2016 di Stockholm, Ahad (15/11) pagi WIB.
"Saya berusaha keras berkonsentrasi terhadap pertandingan, yang sejujurnya sulit dilakukan," ujar pemain berusia 34 tahun yang tengah menjalani musim keempatnya bersama PSG sejak hijrah dari AC Milan pada Juli 2012.
Friends Arena, stadion tempat laga berlangsung sempat dibalut warna nasional Prancis merah, putih dan biru, dan seisi stadion mengheningkan cipta selama satu menit sebelum laga berlangsung di mana para pemainnya mengenakan pita hitam di lengan mereka.
Pelatih Swedia, Erik Hamren, mengatakan serangan teror di Paris telah mempengaruhi persiapan timnya. "Hal mengerikan dan tercela telah terjadi. Kami berbincang saat berkumpul dan harus bisa menunjukkan bahwa kejahatan tidak boleh dibiarkan menang, sepak bola memiliki peran penting di hari-hari semacam ini," katanya demikian Reuters.