Kamis 10 Dec 2015 18:40 WIB

Piala Eropa 2016 Diyakini Dongkrak Belanja Iklan Televisi

Red: M Akbar
logo euro 2016
Foto: www.uefa.com
logo euro 2016

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan Piala Eropa 2016 diyakini akan bisa mendongkrak belanja iklan televisi nasional hingga 20 persen. Sementara belanja iklan di televisi sepanjang tahun ini telah mengalami penurunan dengan perkiraan mencapai Rp 71,4 triliun.

''Berdasarkan pola pertumbuhan awal tahun dan mempertimbangkan penyelenggaraan Euro 2016 di Prancis, kami memprediksi belanja iklan televisi tahun depan bisa mencapai 20 persen atau mencapai Rp 85,68 triliun,'' kata Sapto Anggoro, CEO PT Sigi Kaca Pariwara di Jakarta, Kamis (10/12).

Sapto melihat penyelenggaraan Piala Eropa menjadi salah satu momentum berharga yang siap diraih para pengelola stasiun televisi. Turnamen tersebut, diyakininya akan memiliki banyak penonton. Ini mengingat sepak bola merupakan olahraga yang paling digemari di negeri ini.

''Piala Eropa memang bukan satu-satunya (pendongkrak belanja iklan). Namun setiap tahun itu selalu ada anomali. Kami melihat penyelenggaraan Piala Eropa sebagai salah satu event yang akan bisa memberikan belanja iklan yang besar,'' jelasnya.

Terkait dengan belanja iklan sepanjang 2015, Sapto mengungkap telah terjadi penurunan. Tahun sebelumnya, belanja iklan di telvisi ini mampu mencapai Rp 99 triliun. Dari jumlah tersebut sebanyak 66 persen merupakan total pendapatan iklan nasional. ''Untuk tahun ini diperkirakan hanya akan mereguk Rp 71,4 triliun sja,'' ujarnya.

Alat ukur yang digunakan Sapto dengan menggunakan Adstensity yang bekerjasama dengan Adstream Worldwide. Adstensity ini adalah aplikasi media monitoring khusus iklan-iklan televisi yang akan memberikan feed data-data seputar post placement iklan.

Untuk pembelanja iklan terbesar sepanjang 2015, Sapto menyebut brand Djarum dengan total belanja iklan mencapai Rp 1,005 triliun. Dibelakangnya diikuti oleh Sampoerna (Rp 902 miliar), Pepsodent (Rp 804 miliar), Dettol (Rp 761 miliar) dan Lifebouy (Rp 730 miliar).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement