Rabu 13 Jan 2016 20:50 WIB

Gabung ke Sriwijaya FC, Bayu Gatra Dapat Nomor Punggung 10

Rep: Maspril Aries/ Red: M Akbar
Pesepakbola Timnas U-23 Indonesia, Bayu Gatra . (Antara/Regina Safri).
Foto: Antara/Regina Safri
Pesepakbola Timnas U-23 Indonesia, Bayu Gatra . (Antara/Regina Safri).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Pemain anyar Sriwijaya FC Bayu Gatra sejak 12 Januari 2016 sudah berada di Palembang. Hari kedua berada bergabung dengan klub berjuluk Laskar Wong Kito, Bayu Gatra mulai ikut latihan pada hari kedua dengan porsi latihan renang dan fitnes di gedung Sport Sains dalam komplek Jakabaring Sport City (JSC).

Bergabung dengan Sriwijaya FC mantan pemain Bali United tersebut akan menggunakan nomor 10. ''Awalnya saya ingin menggunakan nomor 23, karena ada senior saya M Ridwan yang memakai nomor tersebut, saya putuskan memakai nomor punggung 10 yang kebetulan kosong,'' kata Bayu Gatra, Rabu (13/1).

Selama bergabung di klub lamanya Putra Samarinda dan Bali United, pemain kelahiran Jember, 12 November 1991 tersebut selalu memakai nomor punggung 23 termasuk saat memperkuat tim nasional U-23.

Di Sriwijaya FC nomor punggung 23 pada musim lalu dikenakan penjaga gawang cadangan Teja Paku Alam. Namun karena nomor punggung 23 akan dipakai mantan pemain Persib M Ridwan, penjaga gawang yang pernah berlatih di Uruguay bersama tim SAD Deportivo tersebut memilih nomor punggung 94 yang merupakan tahun kelahirannya.

Bayu Gatra yang memilih gabung dengan Sriwijaya FC dibanding bermain di luar negeri mengharapkan pada 2016 ini kompetisi Liga Indonesia bisa segera bergulir kembali. Menurutnya, jika hanya bermain dari turnamen ke turnamen membuat pemain tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik.

''Dalam turnamen tim yang siap maka bisa juara. Sifat turnamen itu hanya spot saja, beda dengan kompetisi yang bergulir selama satu musim dan pemain bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya,'' kata pemain yang sempat bermain untuk tim nasional pada Asian Games XVII di Incheon, Korea Selatan.

Bay Gatra mengungkapkan perasaannya, sebagai pemain muda, bukan hanya uang yang dibutuhkan tapi juga kompetisi untuk mengasah terus kemampuan.

''Dengan kompetisi membuat saya lebih bersemangat dalam menjalani hidup karena ada suatu kepastian. Kalau seperti sekarang, setelah turnamen berakhir, tidak tahu apa yang harus dilakukan,'' kata pemain yang mendukung langkah Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) yang mendorong agar Liga Super Indonesia kembali digulirkan tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement