Kamis 14 Jan 2016 17:36 WIB

Berikut Deklarasi Sikap APPI Menolak Turnamen

Rep: Ali Mansur/ Red: Citra Listya Rini
Ponaryo Astaman
Foto: Liga Indonesia
Ponaryo Astaman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) telah mendeklarasikan untuk menolak penyelenggaraan turnamen. APPI menilai banyak turnamen yang tidak bisa diprediksikan jadwalnya bisa merugikan pemain itu sendiri, salah satunya adalah bahaya rentan cedera.

Deklarasi tersebut dilaksanakan di Hotel Century pada Kamis (14/1) siang WIB. Dalam deklarasi tersebut, turut hadir Presiden APPI, Ponaryo Astaman, Wakil Presiden APPI, Bambang Pamungkas, dan anggota Komite Eksekutif APPI, Bima Sakti.

Selain itu, juga hadir beberepa pemain nasional yang tergabung dalam APPI,  , di antaranya Ramdani Lestaluhu, Andritany Ardhiyasa, Leo Tupamahu, Riyandi, FX Yanuar, Aditya Harlan, David Laly, Gavin Kwan, dan beberapa lainnya.

Dalam deklarisinya, APPI membuat enam pernyataan terkait penolakan turnamen, diantaranya APPI tidak ingin turnamen dijadikan solusi atas kondisi sepakbola nasional saat ini. Memang semenjak terhentinya, Liga Super Indonsia (ISL), setidaknya ada tiga turnamen yang telah terselanggara.

Ketiga turnamen tersebut adalah Piala Kemerdekaan, Piala Presiden 2015, dan Piala Jenderal Sudirman. Menurut Ponaryo Astaman, serangkaian turnamen yang telah dilaksanakan tak bisa memperbaiki sepak bola Indonesia. Sebab, tidak semua pemain bisa tampil di turnamen, karena klubnya tidak bermain di ISL dan Divisi Utama.

Tidak hanya mendeklariskan penolakan turnamen, APPI juga akan memboikot turnamen yang digelar, sebagai protes karena tidak semua pesepak bola merasakan manfaat turnamen. Dia menyebut, para pemain menginginkan kompetisi yang memiliki waktu dan jenjang yang jelas, tidak seperti rangkaian turnamen-turnamen.

Berikut enam poin deklarasi APPI:

1. Turnamen yang beberapa kali dilaksanakan saat ini tidak bisa dijadikan solusi atas kondisi sepak bola nasional serta memberikan perlindungan yang maksimal kepada pesepakbola.

2. Turnamen justru menjadikan kesenjangan dan ketidakadilan serta ketidak pastian bagi para pesepakbola khususnya bagi mereka yang klubnya tidak ikut bermain.

3. Pesepakbola mendorong klub-klub untuk tidak mengikuti turnamen-turnamen profesional selanjutnya apabila tidak ada kepastian Liga Profesional, hal ini juga demi kepentingan klub-klub.

4. Sesuai dengan situasi dan kondisi sepakbola Nasional saat ini, pesepakbola mendesak kepada operator yang berniat menjalankan liga untuk berkoordinasi guna mendapatkan persetujuan dari Pemerintah.

5. Pesepakbola mendorong pemerintah untuk segera menggulirkan kompetisi sepakbola yang profesional dan berjenjang demi pesepakbolaan Nasional.

6. Kami EXCO APPI bersama dengan pesepakbola lainnya MENOLAK untuk bermain di turnamen-turnamen selanjutnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement