REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyatakan akan mempelajari komentar Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang menyatakan dirinya berada di balik penetapan Nyalla sebagai tersangka oleh Kejati Jawa Timur.
"Saya akan pelajari komentarnya. Jika menyinggung, sebagai warga negara saya akan memanfaatkan hak hukum saya," kata Imam Nahrawi di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (17/3).
Ia berharap tidak dikait-kaitkan dengan permasalahan yang menjerat Ketua Umum PSSI yang juga Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Timur karena permasalahan ini terjadi di Jawa Timur, sedangkan posisi Menpora berada di Jakarta.
Meski demikian, pria yang akrab dipanggil Cak Imam ini tetap menghargai asas praduga tidak bersalah. Apalagi proses hukumnya masih panjang. Ia meminta La Nyalla Mattalitti menjalani proses hukum yang sedang berjalan.
"Menurut saya, ikuti saja proses hukumnya. Seperti desakan masyarakat terkait dengan putusan kasasi MA. Tapi sampai saat ini petikan belum kami dapat sehingga kami belum bisa menentukan langkah," katanya menambahkan.
Pria asal Bangkalan Madura itu memastikan jika dirinya tidak berada di balik penetapan status tersangka La Nyalla Mattalitti terkait dugaan korupsi dana hibah senilai lebih dari Rp 5 miiar.
"Kalau saya di balik penetapan status tersangka, saya pasti akan memenangkan PTUN maupun kasasi. Tapi semuanya bila dilihat meski hingga saat ini kami belum mendapatkan petikan keputusan," kata Imam.
Menurut Imam, penetapan La Nyalla Mattalitti sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana hibah Kadin ini memang cukup mengagetkan. Apalagi, penetapan tersebut bersamaan dengan proses penyelesaian permasalahan sepak bola nasional.
"Saya kaget, terkejut. Tapi saya tidak bisa langsung berkomentar. Itu ranah hukum, sedangkan saya di olahraga. Jadi, jangan kait-kaitkan penetapan sebagai tersangka dengan PSSI," kata dia.