REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pelatih Sriwijaya FC Widodo Cahyono Putro mengatakan, kevakuman kompetisi profesional sejak April 2015 telah menurunkan semangat pemain usia dini untuk menapaki karier sebagai pesepak bola. Selain itu, konflik dalam sepak bola nasional telah membuat pembinaan usia dini menjadi terganggu.
"Ini pengalaman saya sendiri, di sekolah sepak bola yang saya miliki di Gresik terjadi penurunan jumlah siswa. Saya pikir inilah dampak dari penghentian kompetisi profesional," kata Widodo, di Palembang, Selasa (26/4).
Menurut mantan pelatih timnas ini, sebelumnya para orang tua memberikan dukungan penuh bagi anaknya yang tertarik pada sepak bola. Namun, semenjak terjadi kisruh di Tanah Air, para orang tua mulai mengevaluasi keinginan anaknya.
"Ya, bisa dikatakan saat ini pandangan orang tua mulai teralih ke kegiatan lain karena takut anaknya tidak memiliki masa depan," ujar mantan pelatih Gresik United ini.
Bagi Widodo, kondisi ini menyedihkan karena beberapa tahun lalu justru para orang tua terlecut semangatnya untuk menjadikan anaknya sebagai pemain bola, yakni tepatnya saat tim nasional U-19 Indonesia mengenyam prestasi level Asia.
"Saat itu ramai sekali, sekolah sepak bola penuh. Orang tua sendiri yang mengantarkan anaknya latihan. Tapi, kini semua telah berubah, sepak bola seperti dipandang sebelah mata," kata mantan pemain nasional ini.
Untuk itu, demi keberlangsungan sepak bola Indonesia, Widodo berharap kisruh antara PSSI dan Kemenpora selesai dan membawa suatu perbaikan yang fundamental. Ia berharap tim nasional Indonesia dapat secepatnya berlaga di kompetisi resmi yang diakui oleh FIFA.
"Persoalan ini sudah sangat kompleks. Saya tidak mau berpolemik, nanti akan bermuara ke orang. Lebih baik berpikir positif saja ke depan demi sepak bola Indonesia yang lebih baik lagi," kata dia.
PT Liga Indonesia menghentikan kompetisi untuk merespons SK Menpora Nomor 01307 yang diterbitkan pada 18 April 2015 tentang pembekukan PSSI.
Setelah itu, Indonesia mendapatkan saksi dari FIFA yang berujung pada tidak diperbolehkannya Indonesia bertanding pada babak kualifikasi Piala Dunia 2016, Piala Asia, dan kualifikasi Olimpiade 2016. Sedangkan, untuk klub-klub, seperti Arema, Persib, ataupun klub juara lainnya, juga tidak berhak berlaga di Liga Champions Asia dan Piala AFC.