REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator liga Indonesia Soccer Cahmpionship (ISC) 2016 membantah jika komite disiplin (komdis) telah diambil alih oleh PSSI.
"Komdis itu independen, bukan juga dari operator, sehingga informasi pengalihan ke PSSI itu tidak tepat," kata Direktur Kompetisi dan Regulasi PT GTS, Ratu Tisha Destria ketika ditemui di Kantor PT Liga Indonesia, kawasan Epicentrum, Jakarta, Selasa (31/5).
Ratu juga mengatakan PT GTS pun tidak berwenang untuk mengatur Komdis pertandingan karena memang sudah dipersiapkan tim yang independen tanpa campur tangan.
Menurut infomasi yang beredar, disebutkan beberapa lalu bahwa PSSI berkeinginan untuk ambil alih Komdis ISC, hal tersebut lantaran beberapa kejadian ketidakdisiplinan terkait keamanan penyelenggaraan pertandingan.
Sekretaris Jenderal PSSI Azwan Karim sebelumnya mengeluhkan atas kejadian yang terjadi di awal kompetisi ISC bergulir, terutama kericuhan antarsuporter.
"Sebelum PSSI dibekukan angka kerusuhan suporter antar klub semakin menurun dan minim kejadian, nah ini kompetisi baru berjalan beberapa pekan awal sudah terjadi kerusuhan, bahkan ada yang sampai jatuh korban, sangat disayangkan," kata Azwan.
Selain itu, Azwan juga menyampaikan bahwa setelah PSSI dicabut pembekuannya harusnya semua kegiatan sepak bola Nasional berada di bawah PSSI. Hal ini menyangkut dengan sektor yudisial (komdis) yang memang seharusnya berada di bawah naungan PSSI.
Azwan juga menegaskan bahwa kode etik disiplin tidak bisa menggunakan cara masing-masing, karena hal itu sudah ada pakemnya. Sedangkan komdis di ISC, merupakan perwakilan dari tiap klub, yang bermain di liga tersebut.
"Ke depannya, kami tidak mau hal tersebut terjadi lagi, tidak boleh ada kerusuhan, apalagi hingga jatuhnya korban jiwa di salah satu pendukung, saya harap kejadian Persegres Gresik United dan PS TNI adalah yang terakhir, hal itu harus dipastikan," kata Azwan.