Rabu 03 Aug 2016 23:19 WIB

K-85 Berkuasa, KLB Berjalan Kondusif

Rep: Ali Mansur/ Red: M Akbar
KLB PSSI. Peserta melakukan registrasi pada pembukaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Ancol, Jakarta, Rabu (3/8).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
KLB PSSI. Peserta melakukan registrasi pada pembukaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Ancol, Jakarta, Rabu (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Mercure, Ancol, berjalan lancar dan kondusif. Kekhawatiran akan adanya keributan di dalam ruang kongres tidak terjadi. Kemudian prediksi akan terjadi gangguan dari pendukung Persebaya 1927, Bonek juga tidak terbukti.

Di sisi lain, Kelompok 85 mendominasi jalannya kongres yang dipimpin oleh petugas pelaksana (plt) ketua umum PSSI, Hinca Panjaitan. Alhasil, nyaris seluruh keputusan KLB sesuai apa yang diinginkan oleh pihak 85. Salah satunya adalah mempercepat diselenggarakannya KLB pemilihan ketua umum PSSI baru menggantikan La Nyalla Mahmud Mattaliti.

Tidak hanya itu kelompok yang beranggotakan 92 pemilik suara itu menggagalkan skema polling yang diterapkan oleh PSSI. Awalnya penghitungan atau polling untuk mengambil keputusan dilakukan secara otomatis dengan mesin penghitung yang langsung tersambung dengan komputer.

Namun peserta yang mayoritas anggota K-85 menolak penghitungan cepat menggunakan alat tersebut. Mereka beralasan apabila menggunakan alat tidak menutup kemungkinan akan dimanipulasi. Akibatnya kongres berjalan lambat karena harus dihitung secara manual.

"Alhamdulillah KLB berjalan lancar, kita boleh beda pendapat tapi tujuan kita sama, yaitu membangun sepak bola Indonesia lebih baik," ujar manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar sekaligus bagian dari anggota K-85.

Dari 105 yang menghadiri dan mengikuti KLB Umuh Muchtar, Gusti Randa, Iwan Budianto serta Haruna Soemitro yang paling vokal menyuarakan aspirasi para pemilik suara, terutama K-85. Bahkan mereka berhasil mengganti M Niagara dari anggota Komite banding pemilihan menjadi cadangan.

Selain itu K-85 juga berhasil menggolkan harapan mereka untuk mengganti seluruh Komite Eksekutif (Exco) PSSI saat ini pada KLB pemilihan nanti. Praktis tidak ada perlawan dari pihak lain yang tidak sejalan dengan K-85 pada KLB kali ini.

Meski pada kongres tersebut, K-85 lebih sering tidak melakukan interupsi tapi tak ada kericuhan dengan pejabat teras PSSI yang berada di depan panggung. Justru pimpinan sidang kerap melontarkan cadaan kepada para peserta KLB Ancol. Maka dari itu, Umuh berharap kondisi seperti bisa terjadi lagi di KLB pemilihan yang bakal digelar pada 17 Oktober mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement