Jumat 09 Sep 2016 07:03 WIB

Konflik Aremania Kontra Suporter MU Berakhir Damai

Aremania di di Stadion Kanjuruhan
Foto: Antara
Aremania di di Stadion Kanjuruhan

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Konflik suporter Arema Cronus, Aremania, dengan pendukung Madura United FC, Taretan Dhibik berakhir damai. Aremania sempat 'mengganggu' Tharetan Dhibik pada laga Indonesia Soccer Championship (ISC) A di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada 2 September 2016.

"Kesepakatan berdamai antara keduanya digelar di Mapolres Pamekasan, Kamis (8/9) siang," kata Kapolres Pamekasan AKBP Nuwo Hadi Nugroho di Pamekasan, Jumat (9/9).

Perwakilan suporter Aremania datang ke Pamekasan untuk meminta maaf atas perlakukan oknum Aremania kepada Taretan Dhibik saat di Malang.

Kala itu, bus yang ditumpangi supporter Madura United dilempati batu oleh supporter Aremania hingga menyebabkan kacanya hancur.

 

Fan klub sepak bola di kota dingin itu juga menyampaikan kata-kata kotor dan mengancam hendak menyembelih suporter Madura United Taretan Dhibik.

Ancaman dan intimidasi supporter Aremania itu, terjadi ketika masih di dalam stadion, saat tim kesebelasan Madura United kala itu, mampu menyamakan kedudukan atas kesebelasan Arema Cronus dengan skor 1-1 menjelang babak pertama berakhir.

Suporter Aremania berupaya bergerak mendekati tribun supporter Madura United, saat kiper Arema Cronus Kurnia Mega mengalami cedera lutut.

Aksi pelemparan oleh oknum Aremania pun terjadi, dan mereka berupaya merangsek maju mendekati tribun yang ditempati Taretan Dhibik. Beberapa di anataranya berupa naik pagar pembatas guna mendekati Taretan Dhibik, namun berhasil digagalkan petugas.

Aksi kerusuhan di stadion Kanjuruhan itu berlangsung, tanpa sorotan kamera, meski laga pertandingan kedua kesebelasan disiarkan langsung di salah satu stasiun televisi nasional.

Tidak hanya itu saja, Aremania juga menguntit Taretan Dhibik, saat rombongan dari Pamekasan itu hendak pulang setelah laga pertandingan usai.

Sesampainya di Lawang, Malang, para Aremania melempari bus dan mobil yang dikendarai suporter Madura United hingga menyebabkan kaca pecah, termasuk mobil manajemen Madura United yang saat itu membawa pelatih Mario Gomes De Oliviera.

"Semua itu terjadi, bukan atas rekayasi, akan tetapi diluar kemampuan kami selaku penanggung jawab supporter," kata juru bicara suporter Aremania Rois.

Oleh karenanya, sambung dia, sebagai upaya baik untuk tetap menjalin persaudaraan dengan Madura United, pihaknya datang secara langsung ke Pamekasan. Aremania meminta maaf kepada Taretan Dhibik, agar persoalan bisa segera terselesaikan.

"Kami senang karena Taretan Dhibik tetap bisa menerima kami dengan baik demi misi perdamaian, dan ke depan kami tetap bisa saling komunikasi," katanya.

Ketua supporter Taretan Dhibik Bambang Priyanto menyambut positif nait baik Aremania datang ke Pamekasan untuk meminta maaf atas insiden tersebur.

Bambang menuturkan, Taretan Dhibik datang ke Malang, guna mendukung tim kebanggaannya itu, setelah berkoordinasi dengan kalangan pengurus Aremania. Bahkan kedua pendukung klub sepak bola yang sama-sama masuk dalam tiga besar ISC 2016 putaran pertama itu, sempat melakukan konvoi bersama keliling kota, sebelum laga tanding dimulai.

"Kami datang ke Malang memang dengan misi perdamaian. Andaikan saat itu kami tidak diizinkan datang ke Malang mendukung tim kebanggaan kami, tentu kami tidak memaksa," jelas Bambang.

Terkait dengan bus dan mobil Madura United FC yang dirusak Aremania, Bambang menjelaskan, telah diganti oleh Polres Malang.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement