Kamis 15 Sep 2016 22:30 WIB

Pendukung Edy Rahmayadi Belum Berencana Boikot Kongres PSSI

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bilal Ramadhan
Presdir PS TNI yang juga Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presdir PS TNI yang juga Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok 85 (K-85) belum berencana mengambil keputusan memboikot pelaksanaan Kongres Tahunan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kepala Humas K-85 Gatot Haryo Sutedjo mengatakan, beda pendapat baru antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tentang tuan rumah Kongres Tahunan harus diselesaikan agar ada kepastian.

Gatot mengatakan, K-85 solid menerima keputusan Menpora Imam Nahrawi yang meminta agar Kongres Pemilihan PSSI dihelat di Yogyakarta. Namun kata dia, bukan berarti harus memboikot keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang sudah menetapkan Kongres Tahunan di gelar di Makassar.

"Kami di K-85 belum ada rencana untuk memboikot (pelaksanaan Kongres Tahunan Makassar). Tapi perlu ada komunikasi baru antara kami sebagai voters (pemilik suara PSSI), Exco dan pemerintah," ujar Gatot.

Kata dia, K-85 tak menghendaki beda pendapat soal tuan rumah pelaksanaan kongres tersebut, membuat kerenggangan kembali antara Kemenpora dan Kepengurusan PSSI. Meskipun, Gatot menegaskan, keputusan Exco PSSI patut dipertanyakan keabsahannya.

Karena keputusan tersebut, tanpa meminta pertimbangan K-85 sebagai pemegang suara mayoritas suara dan anggota di federasi nasional tersebut. K-85 merupakan kelompok mayoritas pemilik suara di badan induk sepak bola nasional. Kelompok itu terbentuk ketika PSSI masih dalam pembekuan pemerintah dan sanksi FIFA.

Kelompok tersebut, mengklaim diri punya 85 lebih dari 106 suara di federasi nasional. Mulanya, tujuan K-85 mendesak agar dilakukan normalisasi PSSI dan penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.

Dua tujuan utama tersebut sudah terpenuhi. Belakangan, K-85 menjadi motor utama pendukung pencalonan Pangkostrad Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi sebagai bakal calon ketua umum PSSI dalam Kongres Tahunan 17 Oktober mendatang. Namun, pencalonan jenderal bintang tiga aktif tersebut, juga membuat perpecahan di K-85.

PSM Makassar, salah satu anggota K-85. Mereka aklamasi mendukung CEO Bosowa Grup, Erwin Aksa. Nama pengusaha muda itu, juga disorongkan sejumlah Asosiasi Provinsi (Asprov). PSM Makassar bersama Asprov Sulsel dan juga Asprov Sulawesi Tenggara (Sultra) yang mengajukan Makassar sebagai tuan rumah ke Exco PSSI.

Sementara K-85, diterangkan Gatot, menerima usulan Kemenpora yang meminta Kongres Pemilihan diselenggarakan di Yogyakarta. K-85 beralasan, keputusan Kemenpora menjadikan Kota Gudeg sebagai titik awal reformasi PSSI usai pembekuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement