Kamis 11 May 2017 17:57 WIB

Bayern Muenchen Merencanakan Ekspansi ke Cina

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Presiden Bayern Muenchen, Uli Hoeness.
Foto: EPA/Mattias Balk
Presiden Bayern Muenchen, Uli Hoeness.

REPUBLIKA.CO.ID, MUNICH—Bayern Muencenh melihat ekspansi Cina di bidang sepak bola sebagai sebuah peluang. Presiden Bayern Uli Hoeness melihat program jangka panjang Presiden Cina Xi Jinping di bidang sepak bola sebagai sebuah kesempatan mengembangkan sepak bola di sana.

Dana besar yang digelontorkan oleh investor-investor ke sepak bola membuat olahraga ini menjadi pasar yang besar di negara Tirai Bambu. Walaupun pada awal tahun Hoeness sempat meragukan ekspansi besar ini, sekarang menurutnya rencana jangka panjang tersebut akan membuahkan hasil positif.

"Cina merupakan pasar baru karena presiden mereka sudah memutuskan sepak bola menjadi olahraga utama negara tersebut," kata Hoeness seperti dilansir dari ESPN, Kamis (11/5). Bayern pun sudah membuat sejumlah akademi di Cina. Akademi untuk meningkatkan standar permainan sepak bola di sana.

"Kami sudah membuat tiga atau empat sekolah sepak bola di Cina. Di suatu titik pemain Cina akan bermain untuk Bayern," katanya. Hoeness juga sudah menghitung keuntungan yang akan di dapat ketika ada pemain Cina yang bermain untuk Bayern. Dari segi jumlah penonton dan teknologi yang mendukungnya.

"Ketika kami memiliki pemain Cina, akan menyedot banyak perhatian. Jika kami bermain pada Sabtu mungkin pukul 2 siang, jadi akan masuk primetime di Shanghai atau Beijing. Lalu ada 300 juta orang Cina yang bisa menonton dari iPhone, satu uero satu pertandingan," kata Hoeness.

Tahun lalu, Hoeness meragukan ekspansi Cina akan berhasil memperbaiki standar sepak bola mereka. Ia mengingat ketika pada akhir 1970-an banyak pemain bintang seperti Franz Beckenbauer, George Best, Pele dan Gerd Muller tertarik dengan kontrak besar yang ditawarkan Liga Amerika Utara (NASL) ketika itu.

Hoeness mengatakan, pada 1970-an Amerika Serikat ingin membangun sepak bola mereka dalam jangka waktu lima tahun. Sementara saat itu Eropa sudah membangun sepak bola selama lima puluh tahun. "Saat itu klub seperti New York Comsos dengan uang mereka ingin membangun sesuatu dalam waktu lima tahun di saat yang lainnya membangun dalam waktu 50 tahun. Saya harap semuanya tidak jadi seburuknya yang sebelumnya," kata Hoeness.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement