Senin 05 Jun 2017 21:27 WIB

Faktor Minim Cedera Bantu Chelsea Juara Liga Primer Inggris

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Israr Itah
Pemain Chelsea merayakan kemenangan penentu gelar juara Chelsea dengan melempar N'Golo Kante ke udara.
Foto: Rui Vieira/Reuters
Pemain Chelsea merayakan kemenangan penentu gelar juara Chelsea dengan melempar N'Golo Kante ke udara.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Liga Primer Inggris musim 2016/2017 telah selesai dengan Chelsea keluar sebagai juara. Tak bisa dimungkiri, kehadiran Antonio Conte di kursi pelatih membuat Chelsea bermain dengan sangat baik hingga bisa mencetak 30 kemenangan dari 38 laga. Jumlah kemenangan ini membuat Chelsea jadi tim pertama yang bisa melakukannya di Liga Primer Inggris sepanjang masa.

Akan tetapi, ada faktor berpengaruh lainnya yang membuat Chelsea bisa melenggang mulus memuncaki klasemen Liga Primer Inggris tanpa bisa dikudeta tim manapun sejak November 2016. Yakni, soal cedera pemain.

Dilansir oleh portal statistik Hippomarketing, Chelsea jadi tim yang permainananya tak terlalu terganggu karena badai cedera. The Blues menduduki peringkat kedua sebagai tim yang paling sedikit skuatnya dihantam cedera. Total hanya 20 kali cedera mendera pemain Chelsea.

Bila dihitung durasi istirahat untuk pemulihan, klub London Biru total kehilangan pemain selama 358 hari. Para pemain Chelsea rata-rata mengalami gangguan ringan yang hanya perlu beristirahat beberapa hari.

Dari daftar cedera itu, John Terry menjadi pemain yang paling sering absen akibat cedera engkel, betis, dan tertarik otot. Namun Terry bukan piihan utama Conte. Begitu juga dengan bek Kurt Zouma yang cedera lutut panjang dan baru kembali pada Desember 2016.

Pesaing terdekat Chelsea, Tottenham Hotspur yang finis di peringkat kedua mengalami badai cedera dengan durasi dua kali lipat dibanding rival sekota.

Musim lalu, Spurs kehilangan pemain akibat cedera signifikan dengan durasi 859 hari. Total 27 kali skuat Spurs dihantam cedera signifikan.

Apesnya, cedera menimpa para pemain utama. Harry Kane misalnya terkapar hampir dua bulan akibat cedera engkel dari pertengahan September sampai November. Ia kemudian sempat menderita cedera pangkal paha pada pertengahan musim. Menjelang tutup musim, Kane diganggu cedera engkel meskipun akhirnya berhasil finis sebagai top skorer.

Bek Toby Alderweireld juga berkali-kali didera cedera, paling lama hampir dua bulan saat lututnya mengalami gangguan. Sementara kreatif Erik Lamela menjadi penonton sejak akhir Oktober lalu hingga musim berakhir karena cedera pinggul. Ia harus menjalani operasi.

Sangat wajar jika Spurs akhirnya tak mampu mengejar langkah Chelsea. Minus sosok kunci dan berkurangnya pemain membuat pelatih Mauricio Pochettino tak leluasa merotasi timnya menjalani banyak kompetisi pada musim lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement