Ahad 02 Jul 2017 09:00 WIB

Pencabutan Jadi Sinyal PSSI Harus Buat Kompetisi Pemain Muda

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ratna Puspita
Gelandang Arema FC Hanif Abdurrauf Sjahbandi (kiri) melakukan selebrasi usai berhasil mencetak gol ke gawang lawan. Arema harus kehilangan Hanif dan bek Bagas Adi Nugroho yang memperkuat timnas U-23.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Gelandang Arema FC Hanif Abdurrauf Sjahbandi (kiri) melakukan selebrasi usai berhasil mencetak gol ke gawang lawan. Arema harus kehilangan Hanif dan bek Bagas Adi Nugroho yang memperkuat timnas U-23.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penangguhan atau pencabutan sementara regulasi pemain U-23 di Liga 1 seharusnya melecut PSSI untuk membuat kompetisi level usia. Keberadan kompetisi untuk pemain muda mulai dari 15 tahun hingga 21 tahun dipastikan bakal memperbaiki proses pembinaan. 

“Ke depannya harus dibuatkan wadah kompetisi khusus U21, U19, U17, dan U15 yang secara nasional,” kata pengamat sepak bola Yusuf Kurniawan kepada Republika, Sabtu (1/7). 

Yusuf mengatakan jika ada kompetisi pemain muda maka tidak perlu kewajiban pemain U-23 dalam pertandingan Liga 1. Dengan demikian, Liga 1 menjadi bagian akhir dari kompetisi yang bisa diikuti para pemain sepak bola di tanah air. 

Jika memang pemain muda atau pemain berusia di bawah 23 tahun memperkuat tim senior maka hal itu karena kemampuannya. “Biarlah mereka berpartisipasi atas dasar kelayakan dan kualitas, bukan karena dipaksakan,” kata dia. 

Di sisi lain, dia menerangkan, PSSI beralasan perubahan regulasi dengan cara menangguhkan aturan ini untuk memberikan aspek keadilan kepada semua klub. Jika memang itu niat PSSI maka kompetisi level usia bukan hanya baik bagi pembinaan namun bakal memberikan keadilan bagi semua klub. 

Sejauh ini, Yusuf berpendapat, PSSI tidak punya konsep matang soal pengembangan pemain muda. Sedari awal, dia menceritakan, ide mewajibkan pemain muda dalam kompetisi profesional sudah mengundang pro dan kontra dari klub. 

Dia menambahkan PSSI juga sama sekali tidak memperhitungkan agenda timnas tahun ini sehingga muncul regulasi seperti saat ini. Karena itu, penolakan sejumlah klub atas perubahan aturan ini sebagai hal yang wajar. 

Klub-klub seperti Bali United, Persib, dan Arema sepintas memang diuntungkan dengan pencabutan ini. Mereka pasti keberatan kalau harus kehilangan pemain U-23 lantaran memperkuat tim nasional. Padahal, sejumlah pemain muda di tiga klub itu menjadi pilar tim. 

Dengan pencabutan ini, Bali United, Persib, dan Arema bisa memainkan komposisi pemain terbaiknya tanpa harus memaksakan memainkan pemain muda. Namun, Yusuf juga percaya ketiga klub sebenarnya tidak sepenuhnya diuntungkan dengan pemanggilan pemain ke timnas. 

“Mereka sebenarnya juga merugi karena pemain-pemainnya diforsir di timnas sehingga para pemain itu pulang ke klub dengan kondisi keletihan,” kata dia.  

Dengan perubahan regulasi tersebut, hingga Agustus mendatang tidak akan lagi ada sedikitnya tiga pemain U-23 dalam klub saat berlaga di Liga 1. Penangguhan aturan ini berlaku hingga SEA Games 2017 berakhir pada 30 Agustus mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement