Senin 05 Feb 2018 02:09 WIB

Sri Lanka Lawan Indonesia di Play-off Piala Davis

Indonesia harus memainkan play-off degradasi karena kalah dari Filipina.

Petenis Indonesia David Agung Susanto mencoba mengembalikan bola kearah petenis Filipina Alberto Lim dalam partai keempat Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania di Stadion Tenis Senayan, Jakarta, Minggu (4/2). David Agung kalah dengan skor 3-6 dan 4-6.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Petenis Indonesia David Agung Susanto mencoba mengembalikan bola kearah petenis Filipina Alberto Lim dalam partai keempat Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania di Stadion Tenis Senayan, Jakarta, Minggu (4/2). David Agung kalah dengan skor 3-6 dan 4-6.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sri Lanka dipastikan menjadi lawan Indonesia di babak playoff degradasi Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania pada April mendatang. Play-off ini untuk menentukan siapa yang bertahan atau turun kasta ke Grup III.

Indonesia dipastikan memainkan laga relegation play-off atau play-off degradasi Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania pada April mendatang, karena kalah 1-4 dari Filipina di Lapangan Tenis Terbuka, Senayan, Jakarta, 3 hingga 4 Februari 2018.

Berdasarkan data di laman resmi Piala Davis yang dipantau di Jakarta, Ahad (4/2), kepastian tersebut didapatkan setelah Sri Lanka ditumbangkan salah satu tim unggulan Grup II Zona Asia/Oseania, Thailand. Sri Lanka kalah dengan skor tipis 2-3 pada pertandingan putaran pertama di Colombo, Sri Lanka, yang digelar pada 3-4 Februari 2018.

Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) mengaku segera mempersiapkan skuat Piala Davis Indonesia karena waktu yang tersisa tinggal sekitar dua bulan. “Kami harus segera mempersiapkan diri dan memperbaiki hasil di Piala Davis ini. Waktu yang tersisa ini harus kita maksimalkan," kata Wakil Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Wakabid Binpres) PP Pelti Deddy Prasetyo di Senayan, Jakarta, Ahad.

Waktu yang tersisa sebelum menghadapi Sri Lanka, ujar Deddy, masih cukup untuk mempersiapkan diri. Selain melakukan persiapan, mereka juga akan diikutkan turnamen tingkat nasional di Makassar pada Maret mendatang sebagai sarana uji coba sebelum masuk turnamen besar.

"Waktu dua bulan ini saya rasa cukup. Apalagi akan ada turnamen sebelum play-off, ini juga salah satu hal yang baik sebagai persiapan tim. Selain itu, nanti akan ada pelatih baru dari Belanda, Frank van Fraayenhoven, untuk menangani tim Indonesia mulai Maret dan ini menjadi modal kita juga," ujar Deddy.

photo
Ganda putra Indonesia David Agung Susanto (kanan) dan Justin Barki (kiri) mencoba mengembalikan bola ke arah pasangan Filipina Francis Casey Alcantara dan Jurence Zosimo Mendoza dalam partai ketiga Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania di Stadion Tenis Senayan, Jakarta, Ahad (4/2). Pasangan Indonesia harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 6-7 (5) dan 3-6. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Pada laga kontra Filipina, Indonesia sebenarnya sempat membuka asa di hari pertama dengan menyeimbangkan kedudukan 1-1 lewat kemenangan David Agung Susanto atas Jeson Patrombon 6-2, 7-5. Di pertandingan pertama, Althaf Dhaifullah ditumbangkan Alberto Lim 3-6, 2-6.

Namun di hari kedua, Indonesia tak mampu mengumpulkan satupun poin. Tiga pertandingan yang dimainkan di hari terakhir ini, Filipina tampil dominan.

Pertandingan pertama, pasangan David Agung Susanto/Justin Barki menyerah 6-7(5), 3-6 dari Francis Casey Alcantara/Jurence Zosimo Mendoza. Kekalahan kedua datang dari David yang kembali turun di nomor tunggal setelah istirahat 30 menit usai main di ganda. David kalah oleh Alberto Lim 3-6, 4-6.

Pada pertandingan terakhir hari kedua yang sudah tak menentukan, Anthony Susanto, menyerah dari pemain debutan Filipina di ajang Piala Davis, John Bryan Decasa Otico, 3-6, 3-6. "Dalam dua hari ini, sebagian besar pemain bermain di bawah performa. Jika mereka bermain seperti saat latihan harusnya bisa. Kepercayaan diri harus diperbaiki," ujar Deddy.

Kendati demikian, Deddy juga menilai waktu persiapan yang relatif singkat menjadi salah satu faktor Indonesia kalah dari Filipina dan akhirnya harus memainkan laga play-off degradasi. "Selain itu tim juga tak memiliki waktu uji coba, langsung turun dalam turnamen besar,” kata dia. 

photo
Petenis Indonesia Christopher Rungkat. (Antara/Puspa Perwitasari)

Deddy menambahkan dalam Piala Davis ini, pemain sudah tampil semaksimal mungkin. “Kita memang kalah pengalaman dengan Filipina, tetapi kita sudah menggebrak dengan memberi kesempatan pada pemain muda dan tak mengandalkan pemain berpengalaman seperti Christopher Rungkat," ujar Deddy.

Deddy mengisyaratkan pada laga play-off degradasi Grup II Asia/Oseania melawan Sri Lanka nanti, kemungkinan besar Pelti kembali memanggil Christopher Rungkat untuk bergabung dengan tim. "Mudah-mudahan Christopher Rungkat bisa bergabung, tempo hari tersirat dari Christopher-nya sendiri mau bergabung. Namun, kami tetap akan fokus pada tim yang ada, melatih lagi dan bisa meraih hasil maksimal saat laga," ujar Deddy.

Laga play-off degradasi ini merupakan pertemuan kedua Indonesia dan Sri Lanka. Di pertemuan terakhir yang digelar di Solo, Jawa Tengah, pada Juli 2016, Indonesia menang telak 5-0. Di pertemuan pada April nanti, Indonesia akan menghadapi Sri Lanka sebagai tamu. Sebab, di pertemuan sebelumnya, Indonesia berlaku sebagai tuan rumah.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement