Jumat 11 May 2018 15:46 WIB

Persebaya Nilai Sanksi Komdis PSSI tak Adil

Hukuman denda itu buntut dari aksi tak tertib para suporter Persebaya.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Endro Yuwanto
Pesepak bola Persebaya Surabaya Misbakus Solikin (kiri) melakukan selebrasi usai mencetak gol kegawang Arema FC dalam lanjutan Liga-1 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Ahad (6/5).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Pesepak bola Persebaya Surabaya Misbakus Solikin (kiri) melakukan selebrasi usai mencetak gol kegawang Arema FC dalam lanjutan Liga-1 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Ahad (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persebaya Surabaya mengeluhkan sanksi baru dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Manajemen tim menilai sanksi denda terhadap skuat Bajul Ijo tak adil.

"Apakah Komdis PSSI ini tidak keliru menulis (memberikan) sanksi," ujar ketua panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persebaya Wisnu Sakti Buana seperti dikutip dari laman resmi klub, Jumat (11/5).

Bagi manajemen, sanksi baru dari Komdis PSSI terhadap klub tersebut memberatkan. Komdis PSSI pada Kamis (10/5) melayangkan putusan sanksi terhadap Persebaya. Sanksi berupa denda setotal Rp 410 juta. Hukuman denda itu buntut dari aksi tak tertib para suporter Persebaya saat menjamu Arema FC.

Laga antara Bajul Ijo dan Singo Edan terjadi pada pekan ke-7 Liga 1 2018 di Stadion Bung Tomo, Jawa Timur. Laga ketika itu berakhir dengan skor 1-0 kemenangan bagi tuan rumah. Namun saat laga tersebut ada sejumlah aksi pelemparan yang dilakukan para suporter tuan rumah ke dalam lapangan pertandingan.

Para suporter pun nekat melepaskan bom asap dan suar api yang membuat para pemain dan penonton panik. Aksi-aksi para suporter tersebut memang dilarang keras. Bukan cuma dalam regulasi dan kode disiplin sepak bola nasional, FIFA pun melarang keras aksi-aksi tersebut.

Laga kedua kesebelasan memang berlangsung sengit. Sejumlah insiden keras dan aksi saling ancam juga terjadi antarpemain. Lantaran dianggap tak tertib, Komdis PSSI memberikan sanksi kepada tim tuan rumah.

Menurut penjelasan dari Persebaya, Komdis PSSI memberikan tiga jenis sanksi. Yaitu, denda Rp 300 juta sebagai sanksi atas tingkah laku para suporter. Sanksi kedua, berupa denda sebesar Rp 100 juta sebagai hukuman atas tingkah laku pengawas laga. Terakhir, sanksi denda Rp 10 juta sebagai hukuman dari perilaku pemain. Jika ditotal, tiga sanksi denda itu senilai Rp 410 juta.  "Bagi kami (Persebaya) sanksi ini sangat berlebihan," kata Wisnu.

Lantaran menilai tak adil manajemen klub pun, kata Wisnu. akan melawan putusan Komdis PSSI dengan mengajukan banding. "Kami akan segera mengajukannya."

Sanksi terhadap Persebaya kali ini memang tampak lebih berat ketimbang sanksi terhadap Arema dalam insiden yang lebih brutal pada pekan sebelumnya. Komdis PSSI pada April lalu memberikan sanksi pada manajemen Singo Edan atas insiden kerusuhan dan pelemparan batu ke arah pelatih dan pemain saat menjamu Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan pada pekan ke-4 Liga 1.

Laga Arema menjamu Persib ketika itu berakhir imbang dengan skor 2-2. Namun pertandingan dihentikan paksa oleh suporter pada menit ke-90+3. Aksi suporter tuan rumah ketika itu pun membuat pelatih Persib Mario Gomez terluka akibat terkena lemparan batu pada bagian pelipis mata.

Bahkan, aksi kerusuhan suporter di Kanjuruhan saat itu berujung pada hilangnya nyawa satu suporter. Namun Komdis PSSI cuma memberikan hukuman kepada Arema berupa denda setotal Rp 300 juta. Rinciannya, denda Rp 250 juta kepada manajemen klub dan Rp 50 juta terhadap panitia lokal. Komdis PSSI ketika itu juga memberikan hukuman berupa pengosongan tribun timur Kanjuruhan selama dua kali laga kandang Singo Edan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement