REPUBLIKA.CO.ID, BEOGRAD -- Novak Djokovic mendaki gunung bersama istrinya Jelena setelah menjalani paruh pertama tahun yang tidak menggembirakan. Aktivitas ini membantunya menemukan kembali semangatnya untuk memenangi gelar Grand Slam Wimbledon dan AS Terbuka 2018.
Mantan petenis nomor satu dunia yang telah memenangi 14 gelar grand slam, itu mengalami kemunduran dramatis dalam dua tahun terakhir setelah merebut trofi juara Prancis Terbuka 2016. Tetapi saat ini petenis asal Serbia menyatakan dalam kondisi penuh percaya diri menjelang Masters Shanghai pekan depan.
"Jika saya harus memilih satu momen yang mengubah perjalanan saya, itu adalah usai tersingkir di perempat final di Roland Garros tahun ini," kata Djokovic setelah sesi latihan terbuka di kompleks tenisnya di pusat Kota Beograd, Senin (1/10). "Saya mengambil cuti empat atau lima hari dan pergi mendaki gunung bersama istri saya. Menghabiskan waktu di alam membantu saya menjernihkan pikiran dan menempatkan segala sesuatu ke dalam perspektif saya."
Djokovic kemudian memenangi gelar di Wimbledon, Cincinnati, dan AS Terbuka. Ia sangat bersyukur bisa mencapai performa puncak lagi setelah paruh pertama musim yang sulit menyusul operasi siku.
Djokovic, yang terlihat tajam dalam sesi latihan selama dua jam, mengakui bahwa comeback-nya tak terduga karena cepatnya. Ia harus mengubah permainan, terutama servis sebagai hasil dari operasi. "Saya berada dalam situasi yang tidak biasa karena lebih banyak kalah dibanding menang di awal musim ini. Saya mulai bertanya-tanya apakah membuat keputusan yang tepat. Sekarang kepercayaan diri saya kembali, saya lebih bersemangat dari sebelumnya untuk memenangi lebih gelar banyak grand slam."
Petenis peringkat tiga dunia ini harus belajar bersabar. Karena itu membuatnya menjadi pemain yang berbeda dan pribadi yang berbeda dibanding tiga tahun lalu. Ia pun masih percaya bisa mengulangi prestasi pada 2015 hingga 2016 ketika merebut empat gelar grand slam secara berturut-turut. "Saya tidak akan berada di sini jika saya tidak meyakininya," jelasnya.
Djokovic sekarang berusaha untuk merebut kembali posisi teratas menyusul turnamen Master di Shanghai, Paris, dan London. Ia berpeluang untuk menggeser posisi saingan lama Rafael Nadal di puncak.
Setelah juara di AS Terbuka, Djokovic mengambil bagian di Laver Cup dan tidak menyia-nyiakan kesempatan unik untuk bergabung dengan Tim Eropa bersama saingan "abadi" Roger Federer, pemenang rekor 20 gelar grand slam. "Federer dan saya mengenal satu sama lain sebagai individu dan karakter."
Djokovic mengaku memiliki rasa hormat yang tumbuh ketika ia mengenal lebih dekat sebagai pribadi untuk pertama kalinya dalam karier pada Federer. "Kami berlatih bersama untuk pertama kalinya dan saya belajar banyak dari melihat rutinitasnya. Persaingan kami di berbagai turnamen tak akan berubah. Akan tetap ketat seperti biasa dan itu sangat bagus untuk tenis dan seluruh penggemar," jelasnya.