Selasa 13 Nov 2018 06:31 WIB

Mimpi DeRozan yang Hancur Ketika Dilepas Toronto Raptors

DeRozan diam termenung selama 2 jam saat mendengar kabar dirinya dilepas klub

Pemain San Antonio Spurs, Demar DeRozan (kanan)
Foto: AP Photo/Eric Gay
Pemain San Antonio Spurs, Demar DeRozan (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bintang San Antonio Spurs, DeMar DeRozan, menceritakan perasaanya ketika mendengar kepastian informasi dirinya dilepas Toronto Raptors ke Spurs. Saat itu, 18 Juli 2018, ia sedang berada di area parkir sebuah restoran jaringan selepas menyaksikan film di kampung halamannya di Los Angeles, California, Amerika Serikat.

"Saya tak pernah menyangka," kata DeRozan dalam laporan wawancara kolumnis Bleacher Report, Jonatham Abrams, yang disiarkan Selasa dini hari WIB.

Bahkan, DeRozan mengungkapkan ia terdiam selama hampir dua jam di area parkir mencoba memahami kabar yang disampaikan manajemen Raptors lewat sambungan telepon. Ia dikabarkan oleh manajemen jika terdapat kesepakatan pertukaran dengan Spurs yang melibatkan dirinya, Kawhi Leonard, Danny Green dan Jakob Poeltl.

Leonard dan Green menyeberang ke Raptors, sementara DeRozan, Poeltl serta hak pilih putaran pertama NBA Draft 2019 jadi milik Spurs. Keputusan yang diambil menyusul pemecatan pelatih kepala Dwane Casey.

"Saya duduk di parkiran selama kurang lebih dua jam, mencoba memproses segalanya, dan semua itu sungguh membuat saya bingung. Tapi demikianlah situasinya ketika saya mendapat kabar itu," kata DeRozan.

(baca juga: Kapten Timor Leste Puji Indoonesia Sebagai Tim Tangguh)

Kabar tersebut seolah menjadi momen yang menyadarkan DeRozan, bahwa apapun yang direncanakannya sebagai seorang pemain pada akhirnya bergantung pada keputusan manajemen tim-tim tempat mereka bernaung.

DeRozan yang saat itu telah melewatkan sembilan musim di Raptors dan menjelma menjadi ikon klub asal Kanada tersebut, harus menerima kenyataan bahwa mimpinya melihat seragamnya digantung di langit-langit markas Raptors harus buyar.

"Anda bekerja keras untuk mendapatkan privilege itu, namun bagi saya, kenyataan menghantam, menegaskan Anda tidak pernah bisa memegang kendali atas hak privilege itu," ujarnya.

Kendati mendapati kabar pertukarannya dengan cara tak menyenangkan, DeRozan kini menjelma menjadi kekuatan baru di kubu Spurs.

Bersama Spurs, DeRozan sudah menjalani 11 pertandingan dengan catatan rataan 25,2 poin, 6,8 rebound dan 6,5 assist per gim, dengan raihan tingkat akurasi tembakan sementara 50,2 persen.

Sementara itu, mantan timnya saat ini memimpin di Wilayah Timur dengan catatan 12 kemenangan dan satu kekalahan (12-1).

DeRozan masih memiliki cukup waktu untuk kian memadukan permainannya dengan Spurs sebelum bertemu melawan mantan timnya Raptors pada 3 Januari 2019 dan "pulang" ke Ontario untuk laga tandang pada pertengahan Februari kemudian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement