Rabu 05 Dec 2018 08:57 WIB

Partai Krusial Zona Merah Liga 1

PSMS dan PS Tira sama-sama wajib menang jika ingin tetap bertahan di Liga 1.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Logo Liga 1 Indonesia
Foto: Ist
Logo Liga 1 Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Laga antara PSMS Medan versus PS Tira sebagai penutup pekan ke-33 Liga 1 2018 pada Rabu (5/12) diyakini bakal tak kalah sengit dari perebutan gelar oleh tim-tim teratas liga musim ini. Hal ini karena kedua kesebelasan sama-sama menuntut kemenangan. Sebab tiga angka dari kemenangan dalam laga tersebut memberikan harapan untuk kedua kedua kesebelasan bertahan di Liga 1.

PSMS kini berada di tangga ke-17 klasemen. PS Tira, di dasar klasemen, penghuni peringkat ke-18. Keduanya berada di zona degradasi bersama Perseru Serui tim yang kini menempati tangga ke-16. Perseru yang sudah melakoni pekan ke-33, kini mengoleksi nilai klasemen 39 angka. Sedangkan PSMS, punya modal 37 angka, terpaut dua angka dari PS Tira yang saat ini mengemas 36 angka.

Tiga angka kemenangan yang ditawarkan dalam laga antara PSMS Vs PS Tira memberi peluang bagi keduanya menghindar dari zona usiran musim mendatang. Jika Si Ayam Kinantan menang, hasil tersebut bakal melejitkan mereka ke zona aman tangga ke-14 klasemen, menggusur Sriwijaya FC. Sebaliknya, jika skuat Tentara yang berhasil mencuri tiga angka. itu akan memberi harapan bagi mereka untuk beranjak dari dasar klasemen.

Terlepas dari kalkulasi perebutan tiga angka dari pertandingan tersebut, laga antara PSMS vs PS Tira ini sebetulnya partai tunda. Kedua kesebelasan seharusnya bertanding pada pekan ke-25, pada Oktober lalu di stadion Teladan Sumatra Utara (Sumut). Namun, lantaran tak mendapatkan izin dari kepolisian di Medan, laga yang menjadikan PSMS sebagai tuan rumah waktu itu ditunda. Operator kompetisi Liga Indonesia Baru (LIB) kala itu menjadwal ulang pertandingan menjamu PS Tira menjadi November.

Akan tetapi, partai tunda yang dijadwal bulan lalu pun kembali dimolorkan. Komunikasi antara kedua kesebelasan, atas restu LIB sepakat menjadikan tanggal 5 Desember sebagai hari tanding. Kesepakatan tiga pihak, menjadikan stadion Pakansari di Bogor, Jawa Barat sebagai lokasi tanding. Stadion yang terletak di Cibinong tersebut, sebetulnya markas utama PS Tira dalam beberapa laga Liga 1. Namun, di laga nanti, PSMS bertindak sebagai tuan rumah.

photo
Pesepak bola PSMS Medan Felipe Dos Santos Martins berekspresi setelah berhasil membobol gawang Persib Bandung dalam pertandingan Liga 1 2018 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Jumat (9/11).

Status laga kandang tapi rasa tandang itu yang menurut pelatih PSMS Peter Butler membingungkan. Juru taktik asal Inggris yang pernah berseragam West Ham United itu, dalam konfrensi pers pralaga mengaku kecewa dengan keputusan lokasi laga kandang timnya kali ini. Butler mempertanyakan sikap manajamen timnya yang setuju dengan keputusan bertanding di stadion Pakansari. “Saya sebenarnya kecewa mengapa tim saya main kandang di luar Medan. Penundaan pertandingan pertama itu soal izin, bukan karena soal stadion,” ujar dia di Cibinong, Bogor, Selasa (4/11).

Penundaan laga pekan ke-25 waktu itu disebabkan karena Kota Medan menjadi tuan rumah gelaran Musabaqah Tillawatil Qur’an (MTQ) Nasional 2018. Menurut Butler, dengan bermain di Teladan pada laga penentuan kontra PS Tira, peran suporter menjadi krusial. Ia mencontohkan saat laga Si Ayam Kinantan pada pekan ke-32 menjamu Persebaya Surabaya. Skor 4-0 yang memenangkan tuan rumah tak lain karena sokongan suporter yang tak ingin timnya kalah. “Tapi ini sudah diputuskan. Saya tidak ingin kecewa ini mengganggu konsentrasi pemain saat bertanding,” ujar pelatih berusia 52 tahun tersebut.

Dia berharap agar para pemainnya tetap menjaga fokus. Apalagi, kata dia di pertandingan yang menentukan kali ini. “Saya yakin, pemain di tim saya tetap optimistis bisa memenangkan pertandingan agar bisa lolos dari degradasi,” ujar Butler. Ia menilai, ada beberapa faktor yang membuat PSMS tampak mampu meredam PS Tira. Menengok komposisi dan kualitas pemain, menurut dia, PSMS tampak lebih berkualitas ketimbang para anak asuh pelatih Nilmaizar.

“Untuk pertandingan besok (sore ini) saya tahu PS Tira dalam situasi yang tidak bagus. Kita (PSMS) harus dapatkan poin dari sini,” sambung dia. Selain itu, kata dia soal kondisi pemain. Butler mengungkapkan, usai kemenangan telak dari Persebaya, situasi kamar ganti timnya menolak untuk kembali masuk ke Liga 2 2019. Musim lalu, PSMS Medan menjadi tim runner up Liga 2 2017, dan berhasil menembus Liga 1 2018. “Jadi saya tekankan kepada pemain saya, untuk melakukan kerja sama yang baik saat pertandingan nanti,” sambung Butler.

Pelatih PS Tira, Nilmaizar pun punya optimistis yang sama. Pelatih berusia 58 tahun itu menargetkan kemenangan. “Pertandingan nanti, akan sangat luar biasa bagi kedua tim. Kami bertekad untuk bisa lolos degradasi. Kemenangan di laga nanti, membuat jalan kami untuk bertahan di Liga 1 menjadi 50 persen,” ujar dia.

photo
Pemain PS Tira, Abu Bakr Radanfah (bawah) berusaha mengadang striker Persija Jakarta, Marko Simic (kanan) pada pertandingan Liga 1 2018 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Sabtu (10/11)

Kemenangan dari PSMS, memang belum membawa PS Tira keluar dari zona degradasi. Hal itu karena tiga angka tambahan baru akan membawa PS Tira, ke tangga ke-17. Namun peluang untuk lolos zona jeratan masih terbuka mengingat Liga 1 musim ini akan pungkas pada pekan ke-34, Sabtu (9/12) mendatang. PS Tira bakal melakoni laga terakhir musim ini dengan tandang ke markas Borneo FC.

Adapun PSMS akan tandang ke markas PSM Makassar pada hari yang sama. Nilmaizar juga secara pribadi musim ini tentu tak ingin kembali merasakan kecewa membawa timnya ke Liga 2 2019. Musim lalu, saat masih bersama Semen Padang, ia gagal mempertahankan reputasinya sebagai pelatih papan atas setelah Kabau Sirah terusir dari Liga 1 2017. “Saya yakin saya bisa membawa PS Tira keluar dari zona degradasi,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement