REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Julukan The Money untuk petinju senior Amerika Serikat Floyd Mayweather Junior seperti sudah tepat. Petarung yang sudah berusia 41 tahun itu memang dengan mudah menghasilkan banyak uang terutama tentu saja dari ring tinju.
Pada malam tahun baru kemarin, tepatnya pada Senin (31/12) malam WIB, pemegang lima sabuk gelar juara dunia itu di Saitama Arena, Tokyo, Jepang di laga eksekbisi, Mayweather dengan mudah mengalahkan petinju tuan rumah Tenshin Nasukawa. Musuh utama petinju Filipina Many Pacquiao itu hanya butuh 139 detik untuk membuat Tenshin menyerah. Artinya tidak genap satu ronde buat Mayweather memenangkan pertarungan.
Awalnya Mayweather yang dikabarkan datang terlambat ke arena beberapa jam hanya memulai duel dengan santai tak lama wasit mengumumkan pertarungan dimulai. Mayweather coba memanfaatkan pengalamannya membaca gaya bertarung Tenshin yang masih berumur 20 tahun. Jadinya Tenshin yang terlihat menggebu-gebu karena darah mudanya mengambil posisi menyerang.
Hanya beberapa detik Tenshin menyerang Mayweather, ia mendapatkan pukulan telak di wajah. Mayweather begitu tenang melihat adanya celah mendaratkan kepalan tangannya ke wajah petinju muda berambut kuning itu. Tenshin langsung terjatuh.
Wasit awalnya menanyai kondisi juara Rise Kickboxing featherweight Jepang tersebut. Awalnya Tenshin masih yakin dengan kesiapan dan keseimbangan tubuhnya. Tak lama setelah mulai lagi bertarung, lagi-lagi pukulan telak Mayweather membuat Tenshin kembali terseret ke belakang. Barulah pada pukulan ketiga, Tenshin menyerah karena keseimbangannya sudah terlihat benar-benar terganggu.
Sorot kamera memperlihatkan Tenshin begitu kecewa dengan kemampuannya. Ia seperti kelihatan menangis. Sementara di sisi sebelah kanan, Mayweather bergoyang-goyang merayakan kemenangannya.
Walau laga ini hanya berlabel eksebisi, Mayweather berhak atas bonus 9 juta dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 130 miliar lebih.
Setelah pertandingan selesai, Mayweather mengatakan kepada media bahwa ini hanyalah pertandingan untuk hiburan. Ia tidak berniat meremehkan kemampuan Tenshin yang jauh lebih muda dari dirinya.
"Ini semua hanyalah hiburan. Tokyo, kamu semua sangat hebat. Saya senang di sini. Saya masih tidak terkalahkan. Tenshin juga belum terkalahkan," kata Mayweather, dikutip dari The Guardian, Selasa (1/12).
Kemenangan Mayweather ini direspons Pacquiao dengan sindiran melalui cuitan di akun twitter. Petinju berjuluk Pac Man itu menyebut tidak akan meniru Mayweather dengan memilih lawan yang lebih muda dan lebih ringan hanya untuk mencari pertandingan hiburan dan mendapatkan uang.
Pacquaio hanya akan menerima tantangan atau mencari lawan yang bobot dan kemampuannya sepadan. Supaya kemenangan yang didapatkan terasa memuaskan. Dan tujuannya bertanding pun tercapai untuk mengukur kemampuan.
"Resolusi saya di tahun 2019 ini adalah terus bertarung dengan petinju berpengalaman yang ukurannya sesuai dengan saya, atau lebih besar dari saya," tulis Pacquaio di twitternya.
Mengenai keuntungan yang didapatkan Mayweather dari pertarungan eksebisi ini, cukup buat masukan tambahan petinju kelahiran Michigan ini. Sebelum melayani pertarungan melawan Tenshin, Mayweather sudah pensiun sejak Agustus 2017 lalu.
Lawan terakhir yang dihadapi Mayweather ialah pegulat UFC Conor McGregor. Ketika itu, Mayweather yang berusia 40 tahun mengalahkan Conor dengan TKO di ronde ke 10.
Kemenangan atas McGregor membuktikan belum ada penurunan dari seorang Mayweather. Petinju yang sudah mengalahkan 25 juara dunia itu pun mencatatkan rekor 50 pertarungan tidak terkalahkan. Setelah itu Mayweather mengumumkan pensiun dari tinju profesional.
Mayweather dikenal sebagai petinju flamboyan yang glamor. Selama karier profesionalnya, Mayweather telah meraup uang sampai 300 juta dolar AS atau setara Rp 4,3 triliun. Pada suatu kesempatan, Mayweather pernah memamerkan tagihan pajaknya saja mencapai 26 juta dollar atau setara dengan Rp 350 miliar.