Senin 14 Jan 2019 09:33 WIB

Tentang Kazuyoshi Miura, Kakek Sepak Bola Dunia Saat Ini

Kazuyoshi Miura tegaskan status sebagai pesebak bola aktif tertua di dunia.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Striker Yokohama FC Kazuyoshi Miura
Foto: Instagram Yokohama FC
Striker Yokohama FC Kazuyoshi Miura

REPUBLIKA.CO.ID, YOKOHAMA -- Hingga usia setengah abad lebih, tidak ada yang bisa menghentikan Kazuyoshi Miura untuk tetap terus berlari di atas lapangan hijau dan berusaha keras mencetak gol demi mempersembahkan kemenangan buat timnya. Bahkan, buat Kazuyoshi, usia mungkin hanya sebatas bilangan angka yang seolah tidak memiliki pengaruh kepada kecintaannya terhadap sepak bola.

Wajahnya memang sudah tidak terlihat muda lagi, rambutnya pun sudah didominasi warna putih. Begitu pula barisan rambut pendek di bawah dagunya. Terlihat jelas bagaimana usia telah mengubah tampilan fisik Kazuyoshi. Badan dan posturnya mungkin sudah tidak setegap saat pertama kali memulai karier profesional pada 1986, atau sekitar 33 tahun lalu.

Namun, semua ini tidak menghentikan 'King Kazu', julukan Kazuyoshi, untuk berhenti berlari dan memutuskan gantung sepatu. Di usia 51 tahun, Kazuyoshi menerima perpanjangan kontrak dari klubnya yang berkomptisi di strata dua Liga Jepang, Yokohama FC, akhir pekan lalu. Klub yang telah dibelanya sejak 2005 silam itu memberikan perpanjangan kontrak selama satu tahun.

Saat ini, Kazu tercatat sebagai pemain tertua yang tampil di kancah sepak bola profesional dunia, dengan usia 51 tahun 11 bulan. Bulan depan, mantan penyerang timnas Jepang itu akan genap berusia 52 tahun. Dengan perpanjangan kontrak selama satu tahun bersama Yokohama FC, Kazuyoshi kian menajamkan rekornya sebagai pemain tertua yang tampil di kancah sepak bola profesional seantaro planet ini.

Rekor ini telah dipegangnya sejak 2017 silam. Kala itu ia memecahlan rekor pesepak bola asal Inggris, Stanley Matthews, yang menjadi pemain profesional tertua dalam usia 49 tahun 14 hari.

photo
Aksi Kazuyoshi Miura. DOK YOKOHAMA FC

Tidak hanya dalam urusan usia, Kazuyisho juga memecahkan rekor Stanley sebagai pencetak gol tertua di ajang sepak bola profesional. Catatan ini ia bukukan saat mampu menyarangkan gol kemenangan Yokohama FC atas Thespa Kusatsu di ajang divisi kedua Liga Jepang, 2017 silam. Waktu itu usinya telah menginjak 50 tahun 14 hari. Bukan tidak mungkin, rekor ini akan kembali pecah pada satu tahun mendatang.

King Kazu pun masih belum berniat untuk melepaskan tahtanya, dan bertekad untuk tampil sebanyak mungkin di laga-laga Yokohama FC di semua ajang. ''Saya telah memperpanjang kontrak hingga akhir 2019. Saya akan berusaha tampil sebanyak mungkin. Saya tidak akan menyia-nyiakan satu detik pun kesempatan untuk tampil,'' kata Kazuyoshi dalam keterangan resmi, seperti dikutip AFP, kemarin.

Pada musim lalu, Kazuyoshi tampil selama 56 menit dalam sembilan laga bersama Yokohama FC di semua ajang domestik. Sayangnya, pemain yang mengawali karier di klub Brasil, Santos, itu gagal mencetak gol buat timnya. Kendati begitu, satu-satunya pemain yang masih aktif sejak Liga Jepang berubah format pada 1993 itu tidak putus harapan terkait kemampuannya dalam mencetak gol. ''Saya akan berusaha keras dan mendorong kemampuan saya hingga ke batas maksimal, tidak hanya di pertandingan, tapi juga di sesi latihan,'' ujar Kazuyoshi.

Selama 34 tahun karier profesionalnya, Kazuyoshi memang telah banyak makan asam-garam. Pada usia 15 tahun, Kazuysohi hijrah ke Brasil untuk menimba ilmu dan merintis karier profesional. Karier profesionalnya pun dimulai pada 1986 di Santos. Sebagai perbandingan, saat salah satu pemain terbaik di dunia saat ini, Lionel Messi, baru berusia satu tahun, Kazuyoshi sudah berjibaku di atas lapangan hijau.

Tidak hanya di Brasil ataupun Jepang, Kazuyoshi juga pernah mencicipi kerasnya kompetisi di Eropa. Petualngannya di Benua Biru terukir saat menjalani masa peminjaman di Genoa di kancah Liga Italia. Tak lama kemudian ia pindah ke Ibu Kota Kroasia untuk memperkuat Dinamo Zagreb. Kesempatan berkiprah di Benua Biru ini didapat Kazuyoshi usai mengantarkan Tokyo Verdy meraih titel J-League dalam empat musim beruntun.

Saat memperkuat Zagreb, Kazuyoshi sempat mempersembahkan titel kejuaraan domestik pada musim 1998/1999. Setelah memperkuat Zagreb, Kazuyoshi akhirnya kembali ke Jepang dan membela Kyoto Purple Sanga pada 1999. Lalu, usai sempat bermain untuk Vissel Kobe selama empat tahun, King Kazu akhirnya berlabuh di Yokohama FC pada 2005.

photo
DOK. YOKOHAMA FC.

Di Yokohama FC, pemain yang berhasil mengantarkan Jepang menjuarai Piala Asia pada 1992 itu berhasil mempersembahkan titel J2 League pada 2006 untuk promosi ke strata kompetisi tertinggi. Namun, parahnya kondisi keuangan klub membuat Yokohama kembali terlempar ke divisi kedua. Pada musim lalu, Yokohama sebenarnya memiliki kesempatan untuk kembali ke J-League, tapi kalah di babak play off. Pada musim ini, Yokohama FC akan kembali melakoni laga perdana di J2-League pada akhir Februari mendatang.

Terkait kehadiran Kazuyoshi di timnya, pelatih Yokohama FC, Edson Tavares, menegaskan, tidak akan memaksakan untuk terus menurunkan Kazuyoshi di setiap laga. Menurut pelatih asal Brasil itu, pemain yang berhasil membawa Jepang lolos ke putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya pada 1998 itu justru mampu memberikan motivasi dan inspirasi pada para pemain muda Yokohama FC.

"Saat Anda berusia 51 tahun, kebugaran merupakan hal sulit. Anda bisa kehilangan tenaga. Saya sudah jujur kepada dia, saya akan menurunkan dia saat dibutuhkan. Namun, kehadirannya jauh lebih penting buat kami, dalam hal motivasi pemain. Sepak bola Jepang butuh contoh dan teladan dalam hal profesionalitas pemain. Kazu memberikan contoh yang baik, mendorong pemain, dan memberikan movitasi pada pemain lain," ujar Edson seperti dikutip NYTimes.

   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement