Jumat 12 Apr 2019 19:46 WIB

Lucunya, Enam Pemain Sepak Bola Legendaris Melawan 50 Anak

Tak ada posisi khusus yang ditempati pemain cilik, bahkan gawang dijaga 5 pemain.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Endro Yuwanto
Enam pemain legendaris Arema FC dan Persebaya melawan 50 anak dari Akademik Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jumat malam (12/4).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Enam pemain legendaris Arema FC dan Persebaya melawan 50 anak dari Akademik Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jumat malam (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Final leg kedua Piala Presiden 2019 di Stadion Kanjuruhan Malang juga memiliki hiburan unik. Selain diisi artis ibu kota, seluruh stadion dipenuhi gelak tawa saat enam pemain sepak bola legendaris melawan 50 anak Akademik Arema.

Keenam pemain legendaris berasal dari klub Arema FC dan Persebaya. Tiga pemain legendaris Arema FC adalah Hendro Kartiko, Miftahul Huda, dan Donny Suherman. Sementara, tiga pemain lainnya, yakni Uston Nawawi, Anang Maruf, dan Mursyid Effendi.

Permainan sepak bola ini tidak seperti pada umumnya. Pasalnya, 50 anak Akademik Arema diturunkan secara keseluruhan. Tidak ada posisi yang khusus ditempati para pemain cilik tersebut. Bahkan, gawang pun dijaga oleh lima pemain.

Pertandingan yang berjalan berlangsung kurang lebih delapan menit ini cukup menghibur para penonton. Tak jarang, para Aremania tertawa saat menyaksikan betapa lucunya permainan mereka.

Salah satunya terlihat pada momen setiap pemain legendaris menguasai bola. Di waktu-waktu ini, mereka akan dikerumuni para pemain cilik secara bersamaan. Meski cilik, kerumunan para pemain kelahiran 2007 hingga 2010 ini nyatanya cukup menyulitkan pergerakan tim senior.

Pertandingan hiburan yang berlangsung dari pukul 18.30 WIB ini menghasilkan skor 1-0 untuk tim legendaris. Gol diciptakan Uston Nawawi melalui tendangan jarak jauh di menit akhir.

Uston sempat menunjukkan selebrasi berpura-pura kegirangan saat berhasil menjebol gawang lawan. Tak ayal, tingkahnya ini mampu menimbulkan gelak tawa penonton seketika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement