REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Roger Federer dan Novak Djokovic memastikan diri lolos ke babak final Grand Slam Wimbledon yang akan berlangsung, Ahad (14/7) waktu setempat. Di semifinal, Federer menyingkirkan rival klasiknya, Rafael Nadal, dan Djokovic mengalahkan Alberto Bautista Agut.
Dua pemain ini menguasai Wimbledon dalam dua tahun terakhir. Pada musim 2017, Federer sukses menjadi juara sekaligus mencatatkan rekor sebagai peraih gelar terbanyak Wimbledon dengan delapan gelar serta yang tertua dalam sejarah Wimbledon.
Pada tahun 2018, giliran Djokovic yang menjadi juara Wimbledon keempatnya. Oleh karena itu, final nanti diprediksi akan berjalan menarik. Sebab, keduanya sama-sama bertekad menambah koleksi gelar bergengsi ini.
Federer maupun Djokovic bukan kali ini saja bertemu pada babak final Wimbledon. Keduanya sudah dua kali bentrok yaitu pada tahun 2014 dan 2015. Hasilnya, Djokovic berhasil menyapu bersih kemenangan terhadap pemain asal Swiss tersebut.
Catatan pertemuan tersebut menjadi peringatan bagi Federer. Ia harus mengantisipasi agar tidak kalah untuk ketiga kalinya. Apalagi, usianya yang kini tak muda lagi. Federer mengatakan, tak memiliki banyak waktu berlatih untuk laga final setelah mengalahkan Nadal.
"Saya tidak punya banyak energi untuk pergi berlatih sekarang. Jujur, ini tentang pemulihan, memukul beberapa bola besok, pemanasan hari berikutnya. Tetapi itu lebih pada taktik,” ujar petenis 37 tahun itu dikutip dari Tennisworldusa, Sabtu (13/7).
Untuk itu, Federer tak merayakan secara berlebihan atas keberhasilannya mengalahkan Nadal. Ia juga menjaga emosinya meskipun dia mengakui bahwa sangat bahagia bisa membalas kekalahan dari Nadal beberapa waktu lalu di Roland Garros.
Federer hanya memikirkan taktik yang akan digunakan agar bisa mengalahkan petenis nomor satu dunia itu. Menurutnya, Djokovic memiliki kelebihan dalam hal gerakan lompatan yang cepat baik ke belakang maupun ke arah kiri. Dari kelebihan tersebut, Djokovic bisa meraih banyak trofi.
Djokovic juga mempunyai pertahanan yang bagus dibanding pemain lain. Federer mengatakan, tak ada pemain lain di dunia yang konsisten dengan performanya. Pukulan Djokovic dinilai juga benar-benar mematikan lawan.
Kendati demikian, perjalanan Federer musim ini yang cukup baik membuat Djokovic juga patut waspada. Di usianya yang tak lagi muda, Federer masih meraih gelar Miami Open dan Dubai Tennis Championship pada awal tahun ini.
Federer juga sukses mencapai final Indian Wells 2019 namun dikalahkan oleh Dominic Thiem. Ia juga sukses mencapai hingga babak semifinal melawan Rafael Nadal di Grand Slam, Prancis Terbuka 2019. Tetapi, Djokovic harus mengakui keperkasaan Nadal di tanah liat.
Djokovic juga mempunyai bekal cukup bagus sebelum berlaga di Wimbledon. Dia sukses menjadi juara Madrid Terbuka 2019 setelah mengalahkan Nadal di partai puncak. Lalu, ia berhasil tembus ke babak final Italia Terbuka 2019 melawan Nadal. Namun ia gagal mengalahkannya.
Di Grand Slam Prancis Terbuka, sama dengan Federer, Djokovic terhenti di babak semifinal. Dia dikalahkan Dominic Thiem. Djokovic cukup percaya diri menghadapi Federer di final Wimbeldon. Dia mengatakan sudah mengetahui apa yang harus dilakukan.
“Ini bukan pertama kalinya bermain melawan Federer di partai final. Saya sudah mengalami hal itu lebih dari sekali. Saya akan pergi ke sana dan berjuang dan memberikan segalanya untuk saya, " kata petenis asal Serbia itu dilansir dari Herald Scotland.