Selasa 06 Aug 2019 05:27 WIB

Eksistensi Kaum Hawa Jadi Pengadil Lapangan

Sian Massey-Ellis sontak menyita perhatian di Community Shield.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Citra Listya Rini
Sepak bola (ilustrasi)
Foto: www.imotion.com.br
Sepak bola (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sepak bola merupakan olahraga yang dianggap lebih diperuntukkan bagi kaum Adam. Prespektif tersebut mengapung lantaran mayoritas pegiat maupaun praktisi si kulit bundar dikuasai oleh pria. 

Namun, lambat laun pandangan itu mulai pudar setelah Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mendukung adanya eksistensi dan keikutsertaan perempuan dalam bidang olahraga tersebut.

FIFA membantu mempopulerkan sepak bola dengan meningkatkan kesadaran publik dan melakukan kampanye informasi serta mengatasi hambatan sosial dan budaya bagi perempuan dengan tujuan akhir mendongkrak posisi perempuan di masyarakat umum, khususnya memiliki porsi dalam dunia.

Terbaru, ramahnya sepak bola terhadap kaum Hawa terlihat pada pertandingan Community Shield 2019 antara Manchester City versus Liverpool. Pada laga yang berlangsung di Stadion Wembley, Ahad (4/8) malam WIB, di sisi pinggir lapangan telihat wanita berparas cantik menjabat sebagai asisten wasit alias hakim garis.

Sian Massey-Ellis sontak menyita perhatian dari duel panas ini. Ia menjadi hakim garis perempuan pertama yang terlibat di ajang Community Shield, sekaligus merupakan sejarah baru yang diukir oleh sepak bola Inggris.

Penunjukan Sian Massey bukan tanpa alasan. Prestasi dan kepemimipinannya menjadikan dirinya sebagai kandidat wasit utama final Community Shield kali ini. Wasit terkenal asal Inggris, Martin Atkinson pun mengaku penunjukan tersebut menjadikannya sebagai wanit pertama yang memimpin partai penting.

photo
Wasit memberikan kartu merah (ilustrasi)

"Sian (Massey-Ellis) adalah wasit wanita paling sukses dalam sejarah FA dan Komite Wasit, serta merasa sudah sepatutnya bahwa prestasi dan kemampuannya diakui oleh sepak bola Inggris," kata Atkinson beberapa waktu lalu dikutip dari laman resmi FA.

Tentunya, sebagai seorang perempuan yang membindangi dunia olahraga sepak bola, perjalanan Sian tak semudah membalik telapak tangan. Ia pernah beberapa kali mendapat gangguan salah satunya pelecehan seksual.

Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk pertama kalinya juga memutuskan menunjuk jajaran wasit perempuan untuk memimpin laga Piala Super Eropa 2019 antara juara Liga Champions Liverpool kontra jawara Liga Europa Chelsea di Besiktas Park, Istanbul, Turki, 14 Agustus nanti.

Wasit asal Prancis, Stephanie Frappart, bakal didampingi dua perempuan lainnya yang mengemban tugas sebagai hakim garis yakni Manuela Nicolosi (Prancis) dan Michelle O'Neal (Republik Irlandia).

photo
ilustrasi peluit wasit

Ketiganya terakhir kali bertugas bersamaan pada bulan lalu memimpin partai final Piala Dunia Putri 2019 antara Amerika Serikat (AS) kontra Belanda di Lyon, Prancis. Ketiga pengadil perempuan itu nantinya bakal didampingi Cuneyt Cakir, wasit asal Turki yang bakal bertugas sebagai ofisial pertandingan keempat.

"Saya sudah berkali-kali mengatakan potensi sepak bola putri tak ada batasnya dan turut berbahagia atas penunjukkan Frappart didampingi Nicolisi dan O'Nel memimpin jalannya pertandingan Piala Super Eropa," kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin.

Frappart sebelumnya juga mencatatkan sejarah sebagai wasit perempuan pertama yang memimpin pertandingan Liga 1 Prancis antara Amiens kontra Strasbourg pada April 2019. Ia kini menjadi bagian dari wasit reguler Liga Prancis untuk musim 2019/20.

"Frappart membuktikan dalam banyak kesempatan bahwa ia salah satu wasit perempuan terbaik, bukan hanya di Eropa tapi di seluruh dunia," kata Kepala Perwasitan UEFA Roberto Rosetti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement