REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petenis asal Swiss, Roger Federer berbicara tentang perasaannya ketika menghadapi Rafael Nadal dan Novak Djokovic. Head to head Federer dengan kedua pemain tersebut sering berakhir negatif.
Di mengatakan bertanding melawan mereka terkadang membuat perasaan merasa tidak baik. Karena saat itu muncul perasaan tak suka menghadapi pemain yang mengalahkannya.
"Tetapi saya selalu berpikir lebih dan mencoba untuk membawa sesuatu yang berbeda," ujar Federer dalam sebuah wawancara dengan Deportes CN, dilansir dari tennisworldusa, Senin (25/11).
Namun, pemain 38 tahun itu juga berterima kasih karena mereka membuat lawan mereka permainannya menjadi lebih baik. Walaupun Federer tetap memilih memenangkan pertandingan dibandingkan sekadar menikmati permainan.
Dengan kemenangan, menurut dia, bisa mendapatkan kenikmatan. Selain juga itu sebagai tanda mampu memecahkan masalah. Federer menegaskan takut kalah ketika berada di lapangan.
"Saya selalu berharap untuk menang dan bahwa lawan saya tidak memainkan pertandingan seumur hidupnya," kata dia.
Dalam minggu ini, pemegang 20 gelar Grand Slam ini sedang melakukan tur pertandingan eksibisi di Amerika Selatan. Namun mengatakan tur tersebut bukan acara perpisahannya dari dunia tenis. Dia masih berharap bisa bermain dalam waktu cukup lama.
Direktur Brasil Terbuka Luiz Felipe Tavarez sedikit kecewa karena tak bisa menghadirkan Federer ke Brasil dalam agenda turnya. Tavarez mengatakan pembicaraan sudah dilakukan tapi gagal.
"Kami juga berbicara dengan beberapa mitra, tapi biaya dan komitmen ekonomi untuk menandatangani kesepakatan untuk menetapkan tanggal di Brasil tidak mungkin," jelas Tavarez yang pernah mendatangkan Federer pada 2012.
Biaya mendatangkan Federer sangat tinggi mencapai 2,2 juta dollar AS. Sedangkan kondisi ekonomi dan politik saat ini menurutnya sedang sulit sehingga tak mungkin untuk direalisasikan.