Sabtu 30 Nov 2019 03:03 WIB

Ini Nasib Para Pemenang Golden Boy Sekarang (Bagian 2)

Ada sejumlah pemain peraih Golden Boy yang kariernya tak cemerlang.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Endro Yuwanto
Anderson
Foto: blogunited.co.uk
Anderson

REPUBLIKA.CO.ID, Penghargaan Golden Boy atau Anak Emas diberikan oleh kelompok jurnalis sejak 2003 untuk para pesepak bola terhebat berusia di bawah 21 tahun. Penilaian dilakukan selama setahun sebelum gelar diberikan.

Penyerahan gelar ini dimulai oleh Tuttosport di Italia. Kemudian melebar diselenggarakan oleh The Times (Inggris), De Telegraaf (Belanda), L'Équipe, France Football (Prancis), Marca, Mundo Deportivo (Spanyol), Bild (Jerman), Blick (Swiss), A Bola(Portugal), Ta Nea (Yunani), dan Sport Express (Rusia).

Bagaimana nasib mereka sekarang? Fourfourtwo merangkumnya untuk Anda.

2008: Anderson (Manchester United)

Kedatangan Anderson menuai pujian dari para fan MU. Mereka bahkan punya lagu sendiri untuk Anderson yang dinyanyikan di lapangan. Sebagian menyebutnya sebagai  Ronaldinho baru karena skillnya di lini tengah.

Alex Ferguson tergoda merekrutnya pada 2007 seharga 20 juta euro. Namun kariernya tak begitu cemerlang selama membela Iblis Merah. Tercatat selama 40 laga, ia hanya mencetak satu gol.

Pada 2014, Anderson akhirnya dipinjamkan ke Fiorentina. Lalu sempat berkarier di klub negara asalnya, Internacional, pada Februari 2015. Kemudian ia memilih kembali menetap di Fiorentina.

2009: Alexandre Pato (Milan)

photo
Alexandre Pato

Pato memang tak mengesankan saat bermain di Chelsea pada musim 2015/2016. Tapi Pato pernah menjadi Golden Boy saat tampil menawan bersama Internacional di masa mudanya.

AC Milan pun pernah membelinya seharga 13 juta euro pada 2007 dari Internacional. Harga itu ditebusnya dengan 9 gol dari 18 pertandingan pertamanya di Serie A Italia. Butuh waktu empat musim hingga akhirnya Milan meraih gelar juara Serie A. Musim itu sekaligus musim terakhirnya dengan total raihan 50 gol dari 102 laga bersama Rossoneri.

Pato sempat bermain di klub China, Tianjin Quanjian pada Januari 2017. Saat ini ia kembali ke Sao Paulo, Brasil.

2010: Mario Balotelli (Manchester City)

Balotelli terkenal akan ulahnya di luar dan di dalam lapangan hijau. Ia tiba di Manchester City pada 2010 dari penampilan menawan selama di Serie A Italia. Ia mencetak 20 gol selama 54 pertandingan sebelum usianya genap 20 tahun.

Balotelli sempat sesumbar usai mendapat penghargaan Golden Boy. Ia merasa tak ada pemain lain yang bisa menyainginya kecuali Lionel Messi. Ia bahkan yakin bisa mendapat Ballon d'Or.

Namun keinginan Balotelli tinggal asa belaka. Ia dikembalikan ke Milan oleh Roberto Mancini karena lelah dengan tingkah Balotelli. Kariernya berakhir saat jadi kelinci percobaan di Liverpool oleh Brendan Rodgers.

2011: Mario Goetze (Borussia Dortmund)

Goetze mendapat gelar Golden Boy pada 2011 saat sudah pernah sekali menjuarai Bundesliga Jerman. Goetze merupakan anak emas didikan Juergen Klopp di Dortmund yang membawa revolusi. Berkat keduanya, Dortmund bisa menggeser Bayern Muenchen dari tahta Bundesliga.

Penghargaannya diberikan pada Desember 2011 bertepatan dengan cedera yang membuatnya tak bisa main hingga akhir musim. Ia bertahan di Dortmund selama semusim lagi hingga dibeli oleh Bayern Muenchen. Namun kariernya justru menurun seiring cedera yang terus menghantui.

2012: Isco (Malaga)

Valencia dianggap membuat keputusan bodoh saat menjual Isco seharga 6 juta euro saja pada 2011 ke Malaga. Lalu Malaga yang mendapat pemain hebat dengan harga murah langsung mengontrak Isco selama lima musim.

Isco tampil mengesankan bagi klub barunya. Malaga pun melenggang ke Liga Champions karena mengisi posisi keempat klasemen. Terakhir, Isco digaet oleh Real Madrid seharga 30 jutaeuro usai Madrid bersaing dari Manchester City.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement