Kamis 19 Dec 2019 22:42 WIB

BMX Indonesia Akui Gagal di SEA Games 2019

Kompetisi tingkat Asia Tenggara tak bisa dijadikan tolok ukur yang pasti untuk BMX.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Budi Saputra di Jakarta, Kamis (19/12).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Budi Saputra di Jakarta, Kamis (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), Budi Saputra mengakui, BMX Indonesia tak dapat mencapai target medali SEA Games 2019 di Filipina, beberapa waktu lalu. Ia beralasan, kompetisi tingkat Asia Tenggara tak bisa dijadikan tolok ukur yang pasti.

Di satu sisi, Budi mengakui bahwa BMX gagal memenuhi target Asia Tenggara. "SEA Games buat saya bukan parameter. Kalau bicara target memang gagal, karena pada saat itu mental atlet down. Itu yang membuat kami berat dapat medali," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (19/12).

Target empat medali dari cabang olahraga (cabor) bersepeda pun dipetik dari road race nomor time trial individual yang diraih Aiman Cahyadi. Sisanya, kontingen Indonesia meraih medali perak dan perunggu di nomor lain.

Selain persoalan mental, Budi mengungkapkan masalah teknis di lapangan pun turut menyebabkan wakil merah-Putih gagal mendapatkan medali tertinggi. Ia mencontohkan salah satu atletnya, ada yang mengalami kram dan harus rela mendapat mendapat medali perak. "Hal-hal seperti itu bisa saja terjadi. Apalagi kalau pressure-nya tinggi, intinya para atlet sudah habis-habisan," ujarnya.

Di sisi lain, Budi masih menaruh optimisme di nomor BMX untuk dapat tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Sebab, ia mengklaim BMX Indonesia berada di urutan 16 dunia. Kesempatan semakin terbuka karena di posisi yang lebih tinggi, ada Jepang di urutan 15 yang otomatis lolos ke olimpiade karena berstatus tuan rumah. "Di atasnya lagi ada Rusia, mereka nggak akan ikut olimpiade karena di-banned (karena kasus doping). Otomatis kami lebih diuntungkan," kata Budi menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement