Sabtu 15 Feb 2020 12:00 WIB

Ini Pelanggaran City yang Bikin Dilarang Tampil di Eropa

City dianggap melanggar aturan yang ditetapkan otoritas tertinggi sepakbola Eropa.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nora Azizah
City dianggap melanggar aturan yang ditetapkan otoritas tertinggi sepakbola Eropa (Foto: pemain Manchester City)
Foto: AP Photo/Jon Super
City dianggap melanggar aturan yang ditetapkan otoritas tertinggi sepakbola Eropa (Foto: pemain Manchester City)

REPUBLIKA.CO.ID, INGGRIS -- Klub Manchester City menerima ganjaran sanksi berupa denda 25 juta Euro dan larangan tampil di kompetisi Eropa selama dua musim ke depan. Penyebabnya, City dianggap melanggar aturan Fair Financial Play (FFP) yang ditetapkan otoritas tertinggi sepakbola Eropa (UEFA).

Dilansir dari Daily Mail pada Sabtu, (15/2), FFP ialah aturan yang ditetapkan agar menjaga keadilan finansial dalam dunia sepakbola sejak 2011. UEFA berusaha mencegah ketimpangan suatu klub kaya yang mampu membayar gaji sekaligus membeli pemain dengan harga fantastis. Sementara ada klub yang tak punya kekuatan finansial semacam itu.

Baca Juga

Kemampuan berlebihan klub dalam finansial dikhawatirkan menciptakan ketidakadilan. Sebab, klub kaya dapat dengan mudah mendatangkan pemain berkualitas. Padahal dari segi keuangan belum tentu pembelian pemain sesuai pengeluaran klub.

Itulah gagasan Michel Platini ketika mengeluaran aturan FFP.

Atas dasar itu, FFP menetapkan agar pengeluaran sebuah klub mesti sejalan dengan penghasilannya. Aturan inilah yang dilanggar City karena menciptakan pembukuan palsu.

City seolah-olah mengimbangi pengeluaran dengan pemasukan dari sponsor dan lainnya. Padahal, pemasukan itu tak lain berasal dari pemilik klub jika ditarik garis lurus.

Perhitungan FFP sendiri mengacu pada musim kompetisi. Badan Pengawas Keuangan Klub UEFA (CFCB) secara kontinu memantau keuangan setiap masing-masing klub.

Di pertengahan musim, biasanya pada bulan Desember, setiap klub akan diberi laporan apakah kesebelasan tersebut aman dari pelanggaran FFP atau tidak. Nantinya laporan FFP akan ditutup pada akhir musim.

Jika terancam melanggar, klub punya waktu sekitar enam bulan guna menyeimbangkan neraca keuangan, baik itu dari kerjasama baru ataupun penjualan pemain. Solusi penjualan pemain paling sering diambil klub karena paling cepat, sehingga terdapat sejumlah klub yang menjual para pemainnya demi menghindari pelanggaran FFP jelang akhir musim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement