Rabu 18 Mar 2020 19:39 WIB

FIFPro: Para Pemain Bakal Lakoni Jadwal Padat

Pemain akan jalani jadwal padat pada musim panas 2020

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
FIFPro()
FIFPro()

REPUBLIKA.CO.ID, HOOFDDORF -- Berdasarkan hasil rapat darurat dengan sejumlah pihak, Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) berharap, semua kompetisi domestik di Benua Biru sudah rampung paling lambat pada 30 Juni mendatang. Namun, kondisi ini dikhawatirkan meningkatkan level stres dan tekanan pada para pemain

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pesepakbola Profesional (FIFPro), Jonas Baer-Hoffmann, menilai, saat semua kompetisi domestik kembali bergulir, jadwal padat sudah menanti para pemain. Apabila menilik putusan UEFA, maka kompetisi musim ini diharapkan sudah selesai pada akhir Juni. 

Baca Juga

Setelah itu, selang beberapa pekan kemudian, para pemain sudah harus bersiap untuk menjalani musim baru, yaitu musim 2020/2021. Tidak berhenti sampai disitu, pada akhir musim depan, para penggawa lapangan hijau juga langsung dihadapkan dengan gelaran Piala Eropa, yang rencananya digelar pada 11 Juni hingga 11 Juli. 

Dengan skenario ini, para pemain bakal melakoni jadwal yang begitu padat, setidaknya hingga musim panas 2021 mendatang. ''Sebelumnya, kita mengetahui, jadwal padat akan berpengaruh pada kondisi pemain, baik dari segi fisik atau mental. Dalam skenario ini, tekanan terbesar akan ada di pemain,'' kata Hoffmann seperti dikutip BBC, Rabu (18/3).

Untuk itu, Hoffmann berharap, UEFA dan operator penyelenggara kompetisi domestik bisa mengatur jadwal dengan sebaik mungkin, tanpa merugikan pemain. ''Sepertinya, kami akan memiliki pembicaraan yang panjang soal pertandingan mana yang lebih dulu akan dimainkan dan bagaimana mengatur jadwalnya. Namun, kami mesti bisa mendapatkan solusi atas hal ini,'' kata Hoffmann.

Akibat meningkatnya penyebaran virus Corona (COVID-19), sejumlah liga top Eropa akhirnya telah dihentikan sementara. Kompetisi domestik, terutama lima liga top Eropa, dijadwalkan akan kembali bergulir pada awal April mendatang. Hoffmann pun menyebut, dengan penundaan selama kurang lebih dua pekan, para pemain sepertinya tidak bisa langsung menemukan performa terbaiknya di atas lapangan.

''Saat orang-orang mulai kembali bekerja, para pemain belum tentu bisa keluar dari apartemennya dan langsung tampil di lapangan. Akhirnya, mereka akan tetap memerlukan waktu untuk bisa mengembalikan kemampuan terbaiknya,'' ujar Hoffmann.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement