Ahad 22 Mar 2020 10:30 WIB

Seruan Penundaan Olimpiade Tokyo Kian Kencang

Kesehatan dan keselamatan semua orang harus menjadi prioritas penyelenggara Olimpiade

Logo Olimpiade di Tokyo. (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Logo Olimpiade di Tokyo. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seruan kepada panitia penyelenggara agar Olimpiade Tokyo 2020 ditunda semakin kencang setelah federasi atletik AS yang sangat berpengaruh juga mendesak agar pesta olah raga empat tahun sekali ini ditunda akibat pandemi virus corona. Federasi Atletik AS, USA Track and Field, menjadi induk olahraga berpengaruh terakhir yang meminta Olimpiade 2020 ditunda. Ketuanya USA Track and Field, Max Siegel, lewat surat meminta dengan segala hormat kepada Komite Olimpiade dan Paralimpiade AS (USOPC) untuk mendukung penundaan Olimpiade Tokyo.

USOPC mengatakan terlalu dini membatalkan Olimpiade yang akan berlangsung dari 24 Juli sampai 9 Agustus itu. Suara ini sama dengan Ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach yang menyebut keputusan menunda Olimpiade sebagai prematur.

Baca Juga

Siegel menulis, kesehatan dan keselamatan semua orang harus menjadi prioritas dan menekankan bahwa kondisi belakang ini membuat atlet-atlet atletik AS tidak bisa mempersiapkan diri untuk Olimpiade. Tak hanya USATF, federasi renang AS atau USA Swimming juga meminta USOPC mendukung Olimpiade dimundurkan ke 2021.

"Kami mendesak USOPC, sebagai pemimpin Gerakan Olimpiade, untuk menggunakan suaranya dan berbicara atas nama atlet," kata CEO USA Swimming Tim Hinchey dalam sebuah surat seperti dikutip AFP, Ahad (22/3).

Langkah itu diikuti federasi renang Prancis yang menyebut Olimpiade Tokyo tak akan bisa diselenggarakan dengan baik dalam kondisi seperti sekarang.

Kemudian, Komite Olimpiade Norwegia (NOC) melakukan hal yang sama yang sebagian terdorong oleh larangan pemerintah Norwegia terhadap semua aktivitas olah raga yang lalu memperberat kesiapan atlet negara ini dalam berkiprah di Olimpiade jika diadakan tengah tahun ini.

"Rekomendasi tegas kami adalah Olimpiade di Tokyo tidak boleh dilangsungkan sebelum situasi COVID-19 benar-benar terkendali pada skala global," kata NOC.

Badan atletik Inggris juga mempertanyakan urgensi menyelenggarakan Olimpiade musim panas ini di tengah ketidakpastian penyebaran Covid-19 yang sudah menewaskan hampir 11.500 orang di seluruh dunia.

Namun, Tomas Bach membela keputusan IOC menolak pembatalan Olimpiade. "Kita tinggal empat setengah bulan lagi dari Olimpiade," kata Bach kepada New York Times. "Bagi kami, (penangguhan) adalah tak bertanggung jawab."

Ketua USOPC Susanne Lyons sendiri meyakini panitia penyelenggara masih punya waktu. "Olimpiade kita bukan minggu depan, atau dua minggu dari sekarang. Itu empat bulan dari sekarang," kata Lyons.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement