Jumat 03 Apr 2020 08:44 WIB

Luis Suarez Kecewa Soal Kritik Pemangkasan Gaji

Luis Suarez kecewa soal anggapan para pemain enggan melakukan pemangkasan gaji.

Luis Suarez and Jordi Alba tampak kecewa usai laga semifinal Piala Super Spanyol antara Barcelona melawan Atletico Madrid di King Abdullah Sport City Stadium, Jeddah, Jumat (10/1) dini hari.
Foto: Sergio Perez/Reuters
Luis Suarez and Jordi Alba tampak kecewa usai laga semifinal Piala Super Spanyol antara Barcelona melawan Atletico Madrid di King Abdullah Sport City Stadium, Jeddah, Jumat (10/1) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Penyerang Barcelona Luis Suarez kecewa soal anggapan para pemain Barcelona enggan melakukan pemangkasan gaji. Padahal, para pemain telah menyetujui keputusan pemangkasan gaji. 

"Hal itu menyakitkan, karena kami adalah pihak pertama yang ingin mencapai kesepakatan. Kami tahu situasi klub, situasi dunia saat ini, dan itu hanya mengenai detail minimal (yang menjadi sebab terlambatnya tercapai kesepakatan)," kata Suarez kepada stasiun radio Uruguay Sport890 seperti dikutip AFP.

"Namun orang-orang mengatakan kami, para pemain, tidak ingin melakukannya, bahwa para atlet bola basket dan bola tangan mencapai kesepakatan dan kami tidak," tambahnya.

Pada Senin, megabintang Barca Lionel Messi mengonfirmasi bahwa para pemain tim pertama akan menerima pemotongan gaji sebesar 70 persen. Pemotongan gaji itu dilakukan agar pihak klub dapat tetap menggaji para staf di Barcelona, di tengah pandemi COVID-19 yang melumpuhkan sepak bola Spanyol dan dunia olahraga secara umum.

Dalam wawancara itu, Suarez yang masih bertahan di Spanyol, meminta agar lockdown diterapkan di kampung halamannya, Uruguay. "Itu merupakan solusi terbaik bagi semua pihak. Saya tahu situasinya begitu berat di Uruguay bagi orang yang mengandalkan upah harian, namun jika kita tidak berjalan bersama dan menuju arah yang tepat, akan sulit untuk keluar dari situasi ini," tuturnya.

Uruguay telah menutup sejumlah perbatasannya, menutup sekolah-sekolah dan pusat perbelanjaan, dan meminta masyarakat menjaga jarak satu sama lain. Mereka belum menerapkan lockdown, dan dari catatan terakhir terdapat 350 kasus COVID-19 di negara Amerika Selatan tersebut dengan empat korban jiwa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement